KOMPAS.com - Pemerintah Kota Pasuruan menggandeng para remaja guna mewujudkan three zero pada tahun 2030.
Three zero itu meliputi: zero infeksi baru HIV/AIDS, zero kematian terkait AIDS dan zero stigma serta diskriminasi terhadap ODHA (Orang dengan HIV/AIDS).
Langkah itu diambil karena pada 2024 ini masih ada yang mengidap penyakit berbahaya tersebut. Rinciannya, penyintas AIDS sebanyak 582 orang serta tambahan 34 kasus baru.
Pesan penting itu disampaikan Plt Wali Kota Pasuruan Adi Wibowo di hadapan ratusan perwakilan siswa sekolah se-Kota Pasuruan pada peringatan AIDS 2024, Sabtu (30/11/2024) malam.
Baca juga: Bocah 9 Tahun di Surabaya Meninggal Usai Tertular HIV Saat Merawat Ibu
Dia menyampaikan, saat ini salah satu tantangan terbesar adalah stigma yang masih melekat di masyarakat.
Stigma membuat banyak penyintas HIV/AIDS enggan terbuka mengenai kondisinya sehingga menyulitkan penanganan secara efektif.
"Harapannya, 34 kasus baru ini tidak menyebar kepada orang-orang terdekatnya, baik keluarga maupun saudara," pesannya.
Untuk itu, selain menggandeng stakeholder dengan melibatkan para remaja, ada harapan pencegahan dan penanganan terhadap ODHA dapat berjalan secara efektif.
Sebab, penanganan HIV/AIDS tidak cukup hanya melalui upaya medis, tetapi juga melalui langkah-langkah strategis yang melibatkan semua pihak.
"Kita lihat bahwa yang datang hari ini adalah pemuda, sebagai generasi penerus, diharapkan terus menjadi agen perubahan dengan menyampaikan pesan-pesan positif dan edukasi tentang pencegahan AIDS kepada masyarakat," katanya.
Selain itu, Pemkot Pasuruan mengimbau masyarakat tidak mendiskriminasi ODHA agar mereka merasa lebih diterima dan dapat terbuka sehingga memudahkan pemerintah menangani kasus-kasus tersebut.
Baca juga: Malaysia Deportasi 70 PMI Melalui Pelabuhan Tunon Taka Nunukan, 1 Terindikasi HIV
Dalam kesempatan itu, Wali Kota Pasuruan juga memberikan penghargaan bagi siswa se-Kota Pasuruan yang menang atas beberapa lomba yang bertemakan pencegahan HIV/AIDS.
Diantaranya lomba pembuatan film pendek dan poster digital.
Indina Rahma Tika, salah satu pemenang lomba poster digital, mengaku sangat senang mengikuti kegiatan kesehatan sosial itu. Dia berharap tidak ada lagi penyebaran virus HIV/AIDS yang menyerang usia remaja.
"Karena kami ingin sehat, agar bisa melanjutkan cita-cita kami termasuk memerangi penularan HIV AIDS pada generasi muda," katanya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang