LUMAJANG, KOMPAS.com - Warga Desa Wates Wetan, Kecamatan Ranuyoso, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, dikejutkan dengan penemuan pria yang tewas mengenaskan di tengah kebun tebu, Senin (25/11/2024).
Belakangan diketahui pria tersebut adalah Munario, warga Desa Penawungan, Kecamatan Ranuyoso, Kabupaten Lumajang.
Korban ditemukan terkapar dengan luka bacok di bagian kepala dan lengan. Baju korban juga tampak robek di bagian perut sebelah kanan. Diduga, pria tersebut merupakan korban pembunuhan.
Baca juga: Ancaman Banjir Lahar di Lumajang, Tanggul Jebol, Warga Terancam
Istri korban yang datang ke lokasi kejadian langsung menangis histeris sambil meminta polisi segera menangkap pelaku.
"Saya enggak terima Pak, suami saya bukan maling, saya enggak terima," teriak istri korban.
Baca juga: Hujan Deras, Jalur Piket Nol Longsor, Akses Lumajang-Malang Sempat Lumpuh
Narto, salah satu warga mengatakan, korban dan pelaku pembacokan diduga bertemu di tengah jalan dekat lokasi ditemukannya jenazah korban.
Menurut Narto, pelaku pembacokan yang belum diketahui identitasnya itu memiliki dendam terhadap korban karena sebulan sebelumnya pernah terserempet kendaraan korban.
"Orang Penawungan, yang bacok katanya juga Penawungan, masalah pribadi dulu katanya pernah serempetan terus dendam sampai sekarang," kata Narto di TKP, Senin (25/11/2024).
Kapolres Lumajang AKBP Mohammad Zainur Rofik mengatakan, belum mengetahui motif pembunuhan itu.
Polisi saat ini sedang memburu pelaku yang diduga melarikan diri usai membunuh korban.
"Untuk motif sedang kita dalami, kami masih memburu pelaku, informasi awal dendam karena pernah serempetan," kata Rofik.
Rofik memastikan, peristiwa berdarah di Kecamatan Ranuyoso ini tidak ada kaitannya dengan pilkada yang akan digelar 2 hari lagi.
"Saya pastikan tidak ada kaitannya dengan pilkada," tegas Rofik.
Saat ini jenazah korban sudah dibawa ke RSUD dr. Haryoto Lumajang guna dilakukan otopsi.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang