Meskipun hanya lulusan Sekolah Menangah Pertama (SMP), pria kelahiran 1988 itu punya mimpi besar untuk memulihkan ekosistem lingkungan di sekitar daerahnya.
Seiring berjalannya waktu, terumbu karang yang telah ditanam dengan konsisten oleh Agung dan warga setempat tumbuh dan berkembang biak signifikan. Pada tahun 2014, populasi terumbu karang di kawasan pantai tersebut kembali pulih, sehingga ekosistem yang ada di sana berangsur-angsur normal seperti sedia kala.
Sampai saat ini, Agung bersama warga setempat terus konsisten melakukan transplantasi terumbu karang di kawasan tersebut, sampai akhirnya populasi terumbu karang di sana saat ini sudah mencapai 1 hektar.
“Kami masih akan terus menanam terumbu karang ini secara rutin sepekan sekali bersama warga di sini,” ujarnya.
Baca juga: Konservasi Terumbu Karang, YKAN Rilis Koralestari di Kaltim dan NTT
Kondisi ekosistem laut yang sudah kembali bagus itu, seiring waktu menarik minat wisatawan untuk mengeksplorasi keindahan pantai di sepanjang area Dusun Lenggoksono. Selain berselancar dan menikmati pemandangan alam di area Pantai Banyu Anjlok, wisatawan juga dapat menikmati wisata snorkeling, melihat keindahan terumbu karang di bawah laut, di area Pantai Kletekan.
“Sehingga, berdasarkan masukan dari salah satu peneliti dari Universitas Brawijaya, destinasi wisata di sepanjang Pantai Lenggoksono kami ubah namanya menjadi Eko Wisata Bahari Pantai Lenggoksono,” tuturnya.
Gayung bersambut, gerakan yang dilakukan Agung itu membuahkan hasil. Pada tahun 2017 ia terpilih sebagai salah satu penerima Apresiasi Satu Indonesia Awards tingkat provinsi kategori lingkungan. Sebuah program yang diselenggarakan oleh Astra kepada anak bangsa Indonesia yang mempunyai kontribusi kepada masyarakat untuk mendukung terciptanya kehidupan berkelanjutan melalui bidang kesehatan, pendidikan, lingkungan, kewirausahaan, dan teknologi.
“Saya mendaftar program itu atas dasar bantuan teman saya yang menjadi dosen di Universitas Brawijaya. Tak disangka, meskipun saya hanya lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) saya terpilih menjadi penerima penghargaan itu,” terangnya.
Setelah mendapat Apresiasi Satu Indonesia Awards itu, semangat Agung terus terpacu untuk merawat lingkungan di sekitar Dusun Lenggoksono. Ia mulai merambah kegiatan perbaikan lingkungan darat pada tahun 2018, atas dasar keresahannya pada kondisi pantai yang kotor akibat sampah plastik.
Agung mengatakan, banyaknya sampah di pantai tidak lepas dari perilaku warga Dusun Lenggoksono yang membuang sampah plastik sembarangan ke aliran Sungai Purwo.
“Sampah-sampah itu terbawa arus Sungai Purwo, yang bermuara di Pantai Lenggoksono,” tuturnya.