Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agung Triono, Penjaga Terumbu Karang Pantai Malang Selatan

Kompas.com, 8 November 2024, 21:02 WIB
Imron Hakiki,
Andi Hartik

Tim Redaksi

Penjaga terumbu karang

Perjuangan ayahnya untuk menjaga ekosistem laut dengan cara mengusir para penangkap ikan ilegal menginspirasi Agung untuk menjadi seorang coral nanny, seorang yang menjaga ekosistem terumbu karang di sepanjang area Pantai Lenggoksono. Terumbu karang Lenggoksono rusak akibat illegal fishing.

"Banyaknya illegal fishing masuk ke kawasan pantai kami, tentu tidak lepas karena kelestarian ekosistem di dalamnya, mulai dari terumbu karang, hingga ikan-ikan dengan kelas tinggi, seperti kerapuh macan, hingga lobster," kata Agung.

Kelestarian ekosistem laut itu sudah tidak ada lagi. Terumbu karang rusak dan mati, warga setempat susah mencari ikan di alamnya sendiri. Dari kondisi itulah Agung akhirnya menginisiasi konservasi terumbu karang di Pantai Bolu-Bolu dan Pantai Kletakan pada tahun 2012, bersama warga setempat.

Baca juga: AS Hapus Utang Indonesia Rp 570 Miliar untuk Perbaiki Terumbu Karang

"Pantai Bolu-Bolu dan Kletekan ini memang habitat asli terumbu karang, lantaran kondisi geografis kedua pantai ini mendukung untuk perkembangbiakan terumbu karang, yang saat itu rusak," terang Agung.

Kedalaman Pantai Bolu-Bolu mencapai 8-10 meter sehingga bagus untuk pertumbuhan ikan seperti kerapuh macan. Sedangkan beningnya air di Pantai Kletekan mampu membuat sinar matahari tembus hingga 2,5 meter sehingga bagus untuk pertumbuhan terumbu karang.

Transplantasi terumbu karang

Ia mulai merehabilitasi kembali terumbu karang dengan metode transplantasi menggunakan modul PVC sebagai media tumbuh. PVC dirakit berbentuk bidang kotak, kemudian ditarik beberapa tali di tengah bidang berfungsi sebagai substrat, lalu fragmen atau potongan terumbu karang itu ditempel ke substrat tali dengan cara diikat.

"Setelah modul PVC terisi beberapa fragmen terumbu karang itu kemudian ditanam ke dalam dasar laut, lalu diikat ke bebatuan agar tidak terbawa arus," urainya.

Metode transplantasi terumbu karang itu adalah salah satu metode yang tidak terlalu memakan modal banyak, namun tetap efektif sebagai metode untuk merehabilitasi karang.

"Yang penting saat proses tanam di dasar laut, PVC diikat ke bebatuan agar tidak terbawa arus air laut," tuturnya.

Sementara benih terumbu karangnya, Agung mengambil di Pantai Taman Glendang, tidak jauh dari Pantai Bolu-Bolu, berjenis terumbu karang Acropora acuminata.

“Saya belajar metode transplantasi karang menggunakan modul PVC ini atas pelatihan yang kami ikuti di Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Banyuwangi,” jelasnya.

Halaman:


Terkini Lainnya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Surabaya
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Surabaya
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Surabaya
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
Surabaya
Pemkot Surabaya Berencana Bongkar Kampung Taman Pelangi Bulan Ini
Pemkot Surabaya Berencana Bongkar Kampung Taman Pelangi Bulan Ini
Surabaya
Hama Anjing Tanah Serang Tanaman Padi di Sumenep, Petani Merugi
Hama Anjing Tanah Serang Tanaman Padi di Sumenep, Petani Merugi
Surabaya
Beda Kecepatan, Proses Hukum Ambruknya Ponpes Al Khoziny Vs Kebakaran Terra Drone
Beda Kecepatan, Proses Hukum Ambruknya Ponpes Al Khoziny Vs Kebakaran Terra Drone
Surabaya
Air Pasang Laut Perparah Kondisi Banjir 5 Kecamatan di Sidoarjo
Air Pasang Laut Perparah Kondisi Banjir 5 Kecamatan di Sidoarjo
Surabaya
Cerita Kurir Paket di Sumenep, Bawa Marmut, Ikan Hidup, hingga Besi 3 Meter
Cerita Kurir Paket di Sumenep, Bawa Marmut, Ikan Hidup, hingga Besi 3 Meter
Surabaya
Kisah Akbar, Mahasiswa yang Menyambi Kerja Jadi Kurir Tiga Lini
Kisah Akbar, Mahasiswa yang Menyambi Kerja Jadi Kurir Tiga Lini
Surabaya
3 Rumah Hancur akibat Ledakan Bahan Petasan di Pacitan, 5 Orang Terluka
3 Rumah Hancur akibat Ledakan Bahan Petasan di Pacitan, 5 Orang Terluka
Surabaya
Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan
Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau