Editor
KOMPAS.com - Gulat okol berasal dari Gresik. Namun sebagian masyarakat berpendapat bahwa gulat okol berasal dari Madura
Perbedaan asal-usul tersebut tidak menjadi masalah di kalangan masyarakat.
Olahraga tradisional gulat okol menjadi tradisi yang turun temurun dan saat ini menjadi hiburan rakyat.
Gulat okol mirip dengan sumo atau gulat tradisional yang berasal dari Jepang. Tradisi ini dapat
diikuti oleh semua kalangan tanpa terbatas umur dan jenis kelamin.
Kegiatan gulat okol dilaksanan di atas tumpukan jerami.
Bahkan saat ini, masyarakat kerap menggelar gulat okol di atas panggung dengan matras dari karung goni yang bagian bawahnya diletakkan tumpukan jerami.
Arena gulat okol untuk menjaga keamanan petarung yang terlibat.
Gelanggang gulat tersebut biasanya memiliki ukuran 6 x 8 meter dan bentuknya mirip ring tinju dengan dua sudut. Pada sekeliling panggung diberi tali tambang besar.
Waktu pelaksanaan gulat okol biasa bersamaan dengan sedekah bumi. Gulat okol saat ini telah menjadi hiburan rakyat.
Dilansir dari Kompas.com (01/11/2021), gulat okol telah berlangsung sejak ratusan silam, sekitar awal abad ke-19, saat Desa Setro, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik sedang di landa musim kemarau.
Baca juga: Gulat Okol dari Gresik Ditetapkan Jadi Warisan Budaya Tak Benda Nasional, Ini Sejarahnya
Pada saat itu, ladang menjadi kering dan tumbuhan banyak yang mati, hingga hewan ternak kesulitan mencari makan.
Pemimpin desa, cah angon (pengembala), dan masyarakat kemudian berdoa bersama. Hujan kemudin turun, sehingga masyarakat dapat bercocok tanam kembali.
Atas berkah Yang Kuasa yang telah menurunkan hujan, cah angon kemudian saling berpelukan dan mendorong (srokol-srokolan) di atas jerami hasil panen sebagai luapan kegembiraan dan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Kata srokol-srokol yang kemudian dikenal dengan sebutan okol yang terus berkembang hingga saat ini.
Dilansir dari Kompas.com (23/10/2015), sejarah gulat okol di Madura tidak jauh berbeda dengan yang terjadi di Gresik.