SURABAYA, KOMPAS.com – Cuaca panas ekstrem tengah melanda wilayah Surabaya Raya, Madura, dan sebagian daerah lain di Jawa Timur.
Kondisi cuaca panas ekstrem ini diprediksi masih akan berlangsung selama bulan Oktober 2024.
Menurut Prakirawan BMKG Juanda, Swasti Ayudia, saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (8/10/2024), mengatakan, kondisi cuaca panas ekstrem ini disebabkan oleh beberapa faktor. Termasuk minimnya tutupan awan dan pergerakan semu matahari yang berada di atas wilayah Jawa Timur pada tanggal 10-14 Oktober 2024.
"Kondisi ini memang dapat meningkatkan suhu udara terutama di siang hari," kata Swasti Ayudia.
Baca juga: Cerita Para Pengais Rezeki, Berjuang di Tengah Panas Ekstrem Surabaya
Swasti Ayudia mengatakan, BMKG Juanda terus memantau kondisi cuaca setiap 30 menit selama 24 jam dan rutin mengeluarkan peringatan terkait cuaca ekstrem.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi suhu panas ini antara lain gerak semu matahari yang tepat berada di atas wilayah Jawa Timur.
"Kemudian tutupan awan yang sedikit, kelembapan yang rendah, dan kecepatan angin yang membuat suhu di siang hari terasa lebih terik dibandingkan biasanya," ujar dia.
Baca juga: Lift JPO di Delta Plaza Surabaya Ternyata Dibakar Anak di Bawah Umur yang Disuruh Orang Dewasa
Swasti Ayudia menjelaskan, suhu panas ini diperkirakan masih akan berlangsung selama bulan Oktober 2024 dan akan berangsur menurun pada bulan selanjutnya.
Namun, masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap bencana hidrometeorologi seperti hujan lebat dan angin kencang yang mungkin terjadi selama masa peralihan ini.
"Karena di bulan Desember dimungkinkan sudah terjadi peralihan cuaca. Masyarakat perlu mewaspadai bencana hidrometeorologi, seperti hujan lebat dan angin kencang," kata dia.
Swasti Ayudia mengimbau masyarakat untuk selalu menjaga kesehatan, menghindari aktivitas luar ruangan yang berlebihan, dan menjaga hidrasi tubuh. Sebab, cuaca panas ekstrem ini masih akan berlangsung selama bulan Oktober 2024 ini.
"Jangan lupa untuk menggunakan pelindung seperti topi, payung, atau sunscreen jika harus berada di bawah sinar matahari," ujar Swasti Ayudia.
Selain itu, masyarakat juga diingatkan untuk waspada terhadap bencana hidrometeorologi seperti hujan lebat dan angin kencang yang mungkin terjadi selama masa pancaroba.
"Setelah cuaca panas ekstrem ini, masyarakat di Surabaya dan sekitarnya akan menghadapi musim pancararoba. Jadi perlu waspada," kata dia.
Untuk mitigasi, lanjut Swasti Ayudia, BMKG Juanda merekomendasikan langkah-langkah seperti menghindari aktivitas fisik berat di siang hari, menggunakan pelindung diri, dan menjaga hidrasi untuk mencegah dehidrasi.
"Potensi cuaca ekstrem berpotensi terjadi saat masa peralihan, di mana hujan deras yang tiba-tiba setelah periode panas yang berkepanjangan dapat memperburuk kondisi tanah, menyebabkan erosi dan longsor," ujar dia.
BMKG Juanda terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan instansi terkait. Tujuannya untuk memberikan peringatan dini dan upaya mitigasi terhadap dampak cuaca ekstrem yang sedang dirasakan masyarakat.
Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk tetap waspada dan siap siaga menghadapi cuaca ekstrem, serta mematuhi imbauan pemerintah dan BMKG terkait langkah-langkah perlindungan diri selama cuaca panas dan musim penghujan tiba nanti.
"Kami terus memantau perkembangan cuaca dan memberikan pembaruan secara berkala," ujar Swasti Ayudia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang