SURABAYA, KOMPAS.com – Hanya mengenakan selop karet, celana pendek, dan kaus, Mohammad Rafi terlihat bersemangat mendorong gerobak dagangannya mengitari wilayah Klampis Ngasem, Sukolilo, Surabaya.
Sinar matahari dan udara menyengat yang membekap tubuhnya siang itu, Selasa (8/10/2024), seperti tak dirasakan.
"Udah biasa panas hujan tetap jualan, karena kami keliling. Kalau enggak keliling, pendapatan menurun, walaupun ketika keliling pendapatannya tidak sesuai ekspektasi," kata Rafi sambil tersenyum.
Menurut pemuda 26 tahun ini, dalam kondisi apa pun, ia harus tetap berkeliling menjajakan dagangannya agar bisa mendapat penghasilan dan bertahan hidup.
Jadi, bagi Rafi, cuaca panas yang konon bisa mencapai 43 derajat celsius bukanlah halangan untuk tetap mencari nafkah.
Meski begitu, dia mengaku kondisi panas ekstrem membuat aktivitasnya berjualan tahu bulat keliling menjadi lebih menantang.
Baca juga: Panas Ekstrem Pengaruhi Pola Mobilitas Masyarakat
Saat sekarang, penjualan tahu bulat menjadi lebih lama habisnya. Sebab, banyak warga yang enggan keluar rumah.
Berbeda ketika musim penghujan tiba, pedagang tahu bulat keliling seperti dia mendapat berkah. Penjualan tahu bulat lebih cepat habis karena banyak pembeli suka makan camilan di cuaca dingin.
"Cuaca panas lebih lama laku, kalau hujan dampaknya telat keliling, karena kami harus berteduh."
"Tapi kalau habis hujan pasti selalu ramai. Yang paling disenangi penjual keliling ialah saat cuaca mendung," ujar dia.
Tak sekadar berjuang, Rafi menyadari pentingnya persiapan dalam menghadapi cuaca ekstrem semacam ini. Dia pun memilih untuk beristirahat lebih lama sebelum berjualan.
Kondisi kesehatan tubuh, kata Rafi, harus betul-betul dijaga lantaran medan tempuhnya terasa menguras tenaga.
"Kami sebelum berangkat harus lebih banyak istirahat, tidur yang cukup, makan yang banyak, kalau ada suplemen kami minum sebelum 'bertempur' di jalan," ujar dia.
Selain itu, Rafi juga merasa, dukungan dari pelanggan sangat berarti bagi para pedagang seperti dia. Ia kerap merasa terbantu karena banyak pelanggan yang berbaik hati.
"Pelanggan kadang menyarankan kami istirahat, kadang banyak pelanggan kami yang baik, sering dikasih minum, kadang suruh istirahat di depan rumahnya. Disuruh diam dulu jangan keliling," tutur dia.
Baca juga: Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak Heatwave
Rafi lalu berharap Pemerintah pun lebih peka dan memberi perhatian lebih terhadap kondisi para pedagang kaki lima.
"Pesan saya semoga Pemerintah lebih peka terhadap para UMKM/pedagang kaki lima yang mangkal maupun keliling, minimal kasih tunjangan hari tua," harap dia.
Di tengah segala tantangan yang dihadapi, Rafi tetap optimistis dan bersyukur menjalani semua lika-liku perjalanan kehidupan.
"Perbanyak bersyukur aja, pikiran kita harus selalu positif karena kata dokter Tirta, pikiran yang negatif akan menimbulkan penyakit. Jadi selalu positif saja," kata dia.
Baca juga: Cuaca Panas di Pasuruan, Pengusaha Es Batu Raup Keuntungan