Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Adi-Nawawi, Paslon Tunggal Pilkada Kota Pasuruan

Kompas.com, 23 September 2024, 12:24 WIB
Moh. Anas,
Andi Hartik

Tim Redaksi

PASURUAN, KOMPAS.com - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Pasuruan 2024 dipastikan hanya diikuti satu pasangan calon (paslon), yakni Adi Wibowo - Mokhamad Nawawi. Pasangan ini optimistis memenangkan pilkada melawan kotak kosong.

Adi yang merupakan calon petahana akan meneruskan sejumlah program yang sudah berjalan di periode sebelumnya, serta melakukan inovasi program untuk Kota Pasuruan lima tahun mendatang.

Pasangan Adi-Nawawi menggunakan akronim Anugrah yang memiliki arti Adi-Nawawi Bergerak dengan Hati.

"Kami bertekad membawa Pasuruan Anugrah, aktif dan harmonis kehidupannya, mandiri ekonominya, guyub warganya serta indah kotanya" kata Adi Wibowo, Senin (23/9/2024).

Baca juga: KPU Pasuruan Butuh 16.366 KPPS untuk Pilkada 2024

Adi adalah calon petahana yang kini menjabat sebagai Plt. Wali Kota Pasuruan menggantikan Saifullah Yusuf (Gus Ipul) yang dilantik menjadi Menteri Sosial.

Pria kelahiran Temanggung, 26 Mei 1980 itu dikenal warga Kota Pasuruan karena terpilih menjadi wakil wali kota Pasuruan bersama Saifullah Yusuf pada Pilkada Tahun 2020. Selain itu, Adi juga menjadi kader Golkar serta menjadi Ketua Dewan Pimpinan Daerah XII Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI ) Provinsi Jawa Timur Masa Bhakti 2022-2027.

Baca juga: Gus Ipul Jadi Mensos, Adi Wibowo Ditetapkan sebagai Plt Wali Kota Pasuruan

Selanjutnya, prioritas program yang akan dicanangkan melalui visinya itu terbagi dalam lima program yakni pelayanan publik, pendidikan dan kesehatan inklusif, pertumbuhan ekonomi, kepemudaan dan kebudayaan serta memperindah kota.

"Misalnya, untuk program memperindah kota pada periode dengan Gus Ipul wajah Kota Pasuruan sudah mulai dilirik para pengunjung. Tentu untuk ke depannya kami akan melanjutkannya seperti meneruskan pembangunan masjid yang mirip dengan Masjidil Haram di kelurahan Kramyangan," jelasnya.

Sedangkan pasangannya, Mokhamad Nawawi asli kelahiran Kota Pasuruan, 11 Februari 1977. Ia merupakan anggota terpilih DPRD pada Pemilu 2024 di Dapil I Kota Pasuruan dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Dia mendapatkan perolehan tertinggi, yakni 3.084 suara dari 10 caleg lainnya. Dia sudah menjabat dua periode di lembaga legislatif. Selain menjadi politisi, dia juga bekerja di bidang properti dan aktif di organisasi keagamaan.

"Saya lama sudah di DPRD, kini saatnya saya bersama Mas Adi akan mewujudkan Kota Pasuruan lebih maju dan berdaya saing dengan kota lainnya," ujar Nawawi.

Saat pendaftaran di KPU Kota Pasuruan, Adi-Nawawi menargetkan perolehan suara sebanyak 65 persen untuk melawan kotak kosong.

Keduanya mendapatkan dukungan dari semua partai politik, baik yang mendapatkan kursi di parlemen dan partai non-parlemen.

Sedangkan untuk jumlah DPT hasil rapat pleno rekapitulasi dan penetapan DPT sebanyak 153.678 terdiri dari 75.738 laki-laki dan 77.940 perempuan. Jumlah DPT tersebut akan tersebar di 280 Tempat Pemungutan Suara (TPS) di 4 kecamatan dan 34 Kelurahan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Baca tentang


Terkini Lainnya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau