Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Perempuan dengan Skizofrenia di Banyuwangi, Berdaya dengan Dukungan Keluarga

Kompas.com, 18 September 2024, 17:30 WIB
Rachmawati,
Andi Hartik

Tim Redaksi

Permasalahan mereka tak berhenti di sana, F, adik bungsunya kecelakaan hingga kakinya harus diamputasi.

"Rasanya semakin hancur," kata D.

Hal senada juga diungkapkan F yanga mengaku hanya lulus SMP. Saat mengalami kecelakaan, F yang lulusan SMP sedang bekerja menjadi sopir bangunan.

"Saya sempat terpuruk, Mbak MR kondisinya seperti itu. Sementara saya kecelakaan dan enggak bisa ngapa-ngapain juga," kata F kepada Kompas.com.

Baca juga: Terapi Rohani untuk Penderita Demensia Alzheimer ala Griya Lansia Malang

F mengaku kakinya diamputasi hampir 10 tahun lalu dan kejadian tersebut membuat dia mengurung diri selama bertahun-tahun karena kehilangan kepercayaan diri.

"Saya enggak tau harus melakukan apa. Sementara kondisi Mbak MR seperti itu. Ya saya banyak di rumah bantu bapak," kata F.

Baca juga: Kasus Alzheimer Nyaris Tak Terlacak

Namun, perjuangan mereka tak berhenti di sana. Dibantu D yang ada luar negeri, MR dibawa sang ayah ke psikiater. Saat itulah diketahui bahwa MR didiagnosa schizophrenia, unspecified (f20.9)

Sementara F, lebih banyak mengurus rumah.

"Mbak MR sangat dekat dengan bapak. Awalnya dibawa ke Puskesmas Licin tapi tak lebih dari seminggu. Mbak MR minta pulang dan akhirnya melakukan perawatan jalan," lanjut D dan diaminkan F.

Puskesmas Licin yang berada di bawah kaki Gunung Ijen, memiliki fasilitas penanganan perawatan jiwa dan rehabilitasi penyalahgunaan narkotika.

"Saya masih ingat, Mbak MR senang sekali berangkat ke Licin karena sekalian jalan-jalan sama bapak. Sudah pakaian rapi seperti kita dan lebih tenang," kata D.

Hingga akhirnya, MR melakukan perawatan jalan di rumah sakit yang letaknya tak jauh dari rumah. Secara rutin, MR datang untuk konsultasi dan minum obat.

"Alhamdulilah sekarang dia bisa ke rumah sakit sendiri tanpa diantar. Sudah bisa menggunakan ponsel walau masih voicenote atau telepon dan video call. Juga sudah punya Instagram tapi ya cuma buat lihat-lihat saja," kata D.

Sejak 3 tahun terakhir, D memilih pulang ke Banyuwangi dan bersama kedua adiknya mulai membuka bisnis sendiri membuat kerupuk cumi.

Di bisnis tersebut, MR dan F juga terlibat dan mengambil peran penting di bisnis tersebut.

"Khusus untuk Mbak MR, jadwal dia harus teratur. Contoh pagi bersih-bersih, terus lanjut pekerjaan A lalu B. Enggak bisa disuruh di luar kebiasaan, apalagi dengan nada yang enggak enak. Nanti dia enggak nyaman. Setelah maqrib, selesai dan Mbak MR harus beristirahat," katanya.

Menurut D, banyak perubahan baik yang terjadi kepada MR. Salah satunya adalah MR rutin minum obat tanpa harus diawasi lagi, karena sebelumnya banyak obat yang dibuang oleh MR.

Selain itu, MR juga lebih percaya diri dan berani berkumpul di ruang publik seperti pengajian atau menjaga pameran untuk produk mereka.

"Dulu saya sedih pas Mbak MR tiba-tiba diam saat ada orang yang bilang dia ODGJ. Saya tanya kenapa dia. Jawabannya 'enggak apa-apa'. Padahal saya tahu dia menangis," kata D.

"Akhirnya sejak saat itu saya bilang ke orang-orang terdekat jangan pernah menggunakan kata ODJG atau gila di depan Mbak MR. Alhamdulih Mbak MR diterima sama semuanya, termasuk keluarga lain dan tetangga," kata D.

D mengaku selama ini dia tak pernah tahu dengan penyakit alzheimer. Namun ia mengetahui penyakit alzheimer setelah merawat sang kakak dan D mengaku keluarga memiliki peran penting untuk proses penyembuhan.

"Saya enggak tahu apa bisa sembuh atau tidak. Tapi selama saya mampu, saya akan memberikan yang terbaik untuk Mbak MR dan adik saya F. Saya yakin dukungan keluarga yang membuat Mbak MR jadi lebih baik sekarang dan juga rutin melakukan pengobatan," kata dia.

"Mungkin saya terlambat membawa Mbak MR untuk diperiksakan, tapi ya alasannya karena biaya dan tidak tahu. Tapi lebih baik dari pada tidak sama sekali," tambah dia.

Halaman:


Terkini Lainnya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau