Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu Bunuh 2 Anak Kandungnya di Kediri Dirujuk ke RSJ karena Gangguan Jiwa Akut

Kompas.com, 13 September 2024, 19:10 WIB
M Agus Fauzul Hakim,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seorang ibu berinisial IN (50) yang menjadi tersangka pelaku pembunuhan dua anak kandungnya, BY( 14) dan BN (7), di Kota Kediri, Jawa Timur, dirujuk ke rumah sakit jiwa (RSJ) Lawang, Kabupaten Malang.

Tindakan itu merujuk hasil tes kejiwaan yang bersangkutan. Sang ibu didiagnosis gangguan jiwa akut.

Kepala Dinas Sosial Kota Kediri Paulus Luhur Budi mengatakan, berdasarkan kepastian hasil tes tersebut pihaknya mengantarkan IN ke RSJ Lawang bersama sejumlah pihak termasuk keluarganya.

Baca juga: 2 Bocah di Kediri Dibunuh Ibu Kandung, Ada Luka Benda Tajam di Kepala

“Jadi kami telah berkoordinasi dengan kepolisian dan membawa surat rujukan dari RS Bhayangkara, Bu IN kami antar ke RSJ Lawang pada Rabu (11/9/2024),” ujar Paulus Budi Luhur saat dihubungi Kompas.com, Jumat (13/9/2024).

IN diperkirakan akan mendapatkan pengobatan hingga perawatan sekitar 14 hari lamanya.

Selama IN berada di RSJ Lawang tersebut, kata Paulus, pihaknya juga tengah menyiapkan roadmap penanganan lanjutan.

Sebab, pihaknya mendapatkan informasi bahwa warga masyarakat maupun keluarga IN menolak jika nantinya IN dipulangkan ke rumah.

“Tapi kami tunggu dulu hingga selesainya pengobatan sambil kami berkomunikasi dengan keluarga Bu IN,” tambah Paulus.

Pada waktu bersamaan, pihaknya juga tengah mengoordinasikannya dengan Dinas Provinsi Jawa Timur untuk mengantisipasi jika tetap terjadi penolakan.

Baca juga: Dua Bocah Tewas Dibunuh Ibu Kandungnya, Alarm Kesehatan Jiwa bagi Pemkot Kediri

Koordinasi itu berkenaan dengan penyediaan tempat hunian sebagai naungan bagi IN.

“Kalau memang pihak keluarga Bu IN tidak bisa menerima juga, maka akan dicarikan unit pelaksana teknis dinas provinsi sebagai tempatnya,” pungkasnya.

Penghentian penyidikan

Kepala Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Kepolisian Resor (Polres) Kediri Kota Inspektur Satu (Iptu) Fathur Rozikin mengonfirmasi tersangka IN mengalami gangguan mental akut.

Itu diketahui dari hasil pemeriksaan kejiwaan yang berlangsung di RS.Bhayangkara hampir sekitar sepekan ini.

Hasil tersebut otomatis memengaruhi jalannya penyidikan perkaranya. Setelah dilakukan gelar perkara, terbit surat perintah penghentian penyidikan (SP3).

“Hasilnya (tes) gangguan kejiwaan akut,” ujar Iptu Fathur Rozikin.

Baca juga: Kasus Ibu Bunuh 2 Anaknya di Kediri, Ada Parang di TKP, Tetangga Sebut Pelaku Terkenal Pemarah

Sebelumnya diberitakan, warga Kelurahan Manisrenggo Kota Kediri dikejutkan dengan peristiwa pembunuhan dua bocah oleh ibu kandungnya sendiri di rumahnya, Selasa (3/9/2024) dini hari WIB.

Pelaku NH melakukan aksinya saat bocah berinisial BL yang masih duduk kelas 2 SMP serta BN (7) yang duduk di bangku kelas 1 SD itu tengah tertidur.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Kisah Mahasiswa di Surabaya Kerja Sampingan Jadi Kurir Makanan demi Uang Kuliah
Kisah Mahasiswa di Surabaya Kerja Sampingan Jadi Kurir Makanan demi Uang Kuliah
Surabaya
Dua Pelaku Pemalakan di Pantai Bangsring Banyuwangi Beraksi Sejak 2023
Dua Pelaku Pemalakan di Pantai Bangsring Banyuwangi Beraksi Sejak 2023
Surabaya
Wisatawan Lansia Dipungli 'Uang Pengawalan' Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Wisatawan Lansia Dipungli "Uang Pengawalan" Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Surabaya
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
Surabaya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau