Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Revitalisasi Alun-Alun Merdeka Kota Malang Ditargetkan Rampung Awal Januari 2025

Kompas.com, 8 September 2024, 19:54 WIB
Nugraha Perdana,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Revitalisasi Alun-Alun Merdeka di Kota Malang, Jawa Timur rencananya dimulai akhir 2024.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang, Noer Rahman Wijaya mengatakan, bahwa Pj Wali Kota Malang, Iwan Kurniawan menargetkan revitalisasi harus rampung pada Januari 2025.

Target percepatan itu berkenaan untuk menyambut Bulan Suci Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.

"Begitu padat, ada shalat Tarawih, ada shalat Hari Raya Idul Fitri itu kan padat-padatnya Alun-Alun Merdeka. Sehingga kan sangat tidak etis dan sangat tidak baik, nanti kelihatan kalau masih di dalam masa pembangunan," kata Noer Rahman, Minggu (8/9/2024).

 Baca juga: Kisruh PAN Kota Malang, Pengurus DPC dan Ranting Dukung Paslon dari Partai Lain

Ada beberapa area di Alun-Alun Merdeka yang memerlukan pembaharuan fasilitas di antaranya, area bermain anak atau playground, air mancur, toilet, ruang disabilitas, dan pemasangan ornamen.

"Memang harapannya sih memang kualitas-kualitas, kalau Pak Pj Wali Kota harusnya kualitas-kualitas yang terdepan. Kualitas yang lebih baik lah paling tidak," katanya.

Revitalisasi ini akan menggunakan dana hibah Corporate Social Responsibility (CSR) dari bank daerah di Jawa Timur. Namun, Noer Rahman belum bisa menyampaikan nilai nominalnya.

Dia hanya menyampaikan, bahwa rencana revitalisasi Alun-Alun Merdeka sejak tahun 2023 lalu.

Noer Rahman sendiri tidak mengerti mengapa belum dapat dilakukan hingga pertengahan tahun 2024.

Belum lagi, target waktu yang ada harus melewati proses tender, pemilihan konsultan perencana, konsultan supervisi, dan yang lain sebagainya.

 Baca juga: Prakiraan Cuaca di Kota Malang Hari Ini, 8 September 2024 : Sore Cerah Berawan

Pemkot Malang juga sudah bertemu dengan bank daerah tersebut beberapa waktu lalu.

"Jadi sudah sampai topik pembahasan terkait dengan konsep perencanaan yang akan dibuat. Tentunya di dalam konsep perencanaan akan ada nilai yang dituangkan, dalam RAB-nya. Tetapi kemarin enggak sampai membahas tentang itu. Jadi sebuah konsep perencanaan saja," katanya.

Terpisah, Pj Wali Kota Malang, Iwan Kurniawan berharap, pengerjaan proyek revitalisasi ini bisa lebih cepat rampung dari jadwal semestinya. Meski begitu, kualitas pengerjaan tetap harus diutamakan.

Masyarakat pun tidak perlu menunggu lama lagi untuk menikmati wajah baru Alun-alun Merdeka Malang.

"Revitalisasi Alun-Alun Merdeka ini merupakan bentuk kepedulian dalam memberikan kenyamanan kepada masyarakat. Maka dari itu besar harapan kami agar proses pembangunan bisa dipercepat," katanya.

Baca juga: Setelah Dilantik, Belasan Anggota DPRD Kota Malang Langsung Gadaikan SK

Lebih lanjut, Iwan juga menyampaikan ada hal yang perlu diperhatikan terkait revitalisasi Alun-Alun Merdeka, yakni tersedianya sarana dan prasarana mumpuni yang mampu memberikan kenyamanan bagi masyarakat.

Iwan menegaskan walaupun diharapkan dapat selesai lebih cepat, tapi kualitas pembangunan juga harus menjadi perhatian prioritas.

"Pemilihan material pembangunan seperti paving dan fasilitas umum lainnya termasuk toilet, untuk tetap mengedepankan kualitas materialnya agar kebermanfaatannya dapat terasa hingga jangka waktu yang panjang," katanya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Wisatawan Lansia Dipungli 'Uang Pengawalan' Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Wisatawan Lansia Dipungli "Uang Pengawalan" Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Surabaya
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
Surabaya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau