Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei LSI Denny JA: Elektabilitas Petahana Tertinggi pada Pilkada Malang, Disusul Latifah Shohib

Kompas.com, 7 Agustus 2024, 17:51 WIB
Imron Hakiki,
Andi Hartik

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil survei untuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Malang 2024.

Jajak pendapat itu dilakukan pada 25-30 Juli 2024 dengan menggunakan metodologi multi stage random sampling melalui wawancara tatap muka kepada 440 responden dengan margin of error kurang lebih 4,8 persen.

Dari simulasi delapan bakal calon bupati Malang, elektabilitas HM Sanusi sebagai petahana bupati Malang masih unggul dibanding nama-nama lain dengan angka 56,1 persen.

Disusul, Lathifah Shohib 10,0 persen, Gunawan Wibisono 5,0 persen, Didik Gatot Subroto 3,0 persen, Chusni Mubarok 1,8 persen, Dwi Hari Cahyono 1,4 persen, Kresna Dewanata Phrosakh 0,2 persen, dan Dwi Indrotito Cahyono 0,2 persen. Sedangkan 22,3 persen responden sisanya belum memberi keputusan.

Baca juga: Gagal Maju Pilkada Kota Malang 2024, Heri-Rizky Salahkan Silon

Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Fadhli Fakhri Fauzan mengatakan, kuatnya elektabilitas HM Sanusi tidak lepas dari tingginya tingkat kesukaan, yakni sebesar 91,2 persen, tingkat kepuasan terhadap kinerja sebesar 80 persen, tingkat keberhasilan 80,7 persen, dan tingkat keinginan agar Sanusi menjadi bupati di periode berikutnya sebesar 63,6 persen.

"Sebaliknya, tingkat yang tidak menginginkan angkanya 12,7 persen," ungkapnya saat ditemui, Rabu (7/8/2024).

"Kami juga menanyakan kepada responden, bahwa kepuasan masyarakat kepada Sanusi itu atas dasar keberhasilan merealisasikan janji-janji politik pada Pilkada 2020 lalu," imbuhnya.

Baca juga: Pilkada Kota Malang, PKS Usulkan Kadernya untuk Dampingi Wahyu Hidayat

Selain melakukan survei calon bupati, LSI Denny JA juga melakukan jajak pendapat untuk bakal calon wakil bupati Malang, dalam simulasi 11 bakal calon, elektabilitas Lathifah Shohib, politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), menduduki peringkat tertinggi, yakni berada di angka 15,7 persen, mengalahkan Wakil Bupati petahana, Didik Gatot Subroto 8,0 persen. Disusul Jajuk Rendra Kresna 5,7 persen, dan nama-nama lainnya di bawah 2,5 persen.

"Menariknya, elektabilitas Latifah Shohib masih tinggi meskipun selama 5 tahun terakhir ia vakum dari perpolitikan di Kabupaten Malang, usai kalah pada Pilkada 2020 lalu. Tapi ternyata ia masih diinginkan masih menjadi wakil bupati Malang," ujarnya.

Jika disimulasikan pasangan calon bupati malang dan wakil bupati Malang, maka pasangan HM Sanusi dan Latifah Shohib paling diinginkan dalam Pilkada Kabupaten Malang 2024.

"Ini mungkin berkaitan dengan pertarungan Pilkada Kabupaten Malang tahun lalu, di mana Latifah Shohib menjadi rival Sanusi. Tapi karena politik dinamis, maka bisa jadi lawan politik menjadi kawan politik," tuturnya.

Apalagi, jika kedua calon tersebut dipasangkan dalam satu koalisi, sambung Fauzan, maka akan semakin memperkokoh elektabilitas keduanya.

"Hal ini juga terpotret dalam simulasi 2 pasangan calon bupati dan wakil bupati antara pasangan Sanusi-Lathifah Shohib di angka 64,1 persen berhadapan dengan pasangan Gunawan Wibisono – Didik Gatot Subroto di angka 7,3 persen," bebernya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau