MALANG, KOMPAS.com - Kantor DPC PDI Perjuangan membuka pendaftaran bakal calon Wali Kota Malang mulai hari ini, Rabu (15/5/2024) hingga Senin (20/5/2024). Sejauh ini sudah ada tiga orang yang mengambil formulir pendaftaran.
Tiga orang itu bernama Ardantya Syahreza, Imam Supandi dan M Karis. Dari tiga nama tersebut, baru M Karis yang sudah menyerahkan formulir kembali.
"Untuk yang mengembalikan masih satu, Pak Karis, untuk yang dua Pak Imam Supandi dan Ardantya Syahreza masih pengambilan. Mereka semua mencalonkan sebagai calon wali kota," kata Pengurus DPC PDI-P Kota Malang, Yusana pada Rabu (15/5/2024).
Baca juga: Setelah 1,5 Tahun Terkuak Mahasiswi di Malang Dibunuh dan Dirampok Cucu Pemilik Indekos
Rencananya, Kamis (16/5/2024) besok, akan ada satu orang yang hendak mengambil formulir pendaftaran.
Nantinya, hasil penjaringan bakal calon wali kota dan wakil wali Kota Malang melalui DPC PDI-P Kota Malang akan disampaikan ke DPD PDI-P Jawa Timur dan DPP PDI-P.
"Jadi untuk sementara kita jaring dari masyarakat, tokoh-tokoh di Kota Malang, selanjutnya kita sampaikan ke Provinsi dan DPP terkait hasil dari tim 5 itu," katanya.
Baca juga: Maju di Pilkada Batam, Sekda Daftar Penjaringan lewat 3 Parpol
Lebih lanjut, sosok Ardantya Syahreza diketahui sebagai Chairman of Malang Health Tourism Board dan pengusaha.
Kemudian, Imam Supandi merupakan Kepala SMK Mahardika, Karangploso, Kabupaten Malang, dan salah satu pengasuh pondok pesantren. Sedangkan, M Karis merupakan mantan ASN Pemkot Malang.
M Karis mengatakan, kedatangannya siang tadi untuk menyerahkan formulir pendaftaran yang sudah dilengkapinya. Sebelumnya, dia telah mengambil formulir pagi tadi.
"Kedatangan saya untuk menyerahkan formulir saya, untuk mendaftarkan sebagai bakal calon wali kota Malang," katanya.
Motivasinya ingin menjadi wali kota Malang karena mau melanjutkan tugasnya sebagai pegawai pemerintah daerah.
Berbekal pengalamannya sebagai ASN di Pemkot Malang selama 18 tahun, Karis percaya diri bisa memimpin Kota Malang. Dia mengaku pernah bertugas di Bappeda dan Bagian Perekonomian Pemkot Malang.
"Saya dua kali di Bappeda berhubungan dengan perencanaan anggaran dan sebagainya. Kemudian saya pernah di Kabag Perekonomian, kaitannya dengan ekonomi kerakyatan. Kota Malang ini harus kembali ke tempo dulu, dengan udara sejuk, kemudian ekonomi kerakyatan menjadi sentra budaya," ungkapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.