Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unsur Budaya Malangan dalam Maskot dan Jingle Pilkada Kota Malang 2024

Kompas.com, 9 Juni 2024, 11:20 WIB
Nugraha Perdana,
Andi Hartik

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Malang, Jawa Timur, resmi memiliki maskot dan jingle untuk Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Malang tahun 2024. Maskot itu yakni Sam Suma dan Mbak Sawa, dan jingle berjudul Ayo Memilih untuk Kota Malang.

Pemenang dan pembuat maskot tersebut, M Eugine Rahadani bercerita tentang latar belakang proses pembuatan maskot tersebut. Dia mengatakan, Sam Suma artinya Suara Malang dan Mbak Suwa berarti Salam Sejiwa.

"Untuk konsep pertama itu dari maskot Malang atau lomba yang diadakan KPU Kota Malang, itu kan integrasi sama harmoni. Saya mengambil dua kata tersebut untuk implementasikan kepada dua maskot," kata M Eugine Rahadani saat dihubungi, Minggu (9/6/2024).

Baca juga: Pabrik Rumahan Minyak Goreng Curah Ilegal di Malang Digerebek Polisi, Botol Dilabeli Minyakita

Dua maskot ini memiliki dua arti berbeda, tetapi memiliki keterkaitan. Sam Suma lebih mengarah ke arah demokrasi, sinergitas. Mbak Sawa lebih mengarah ke arah ikatan sosial masyarakat Kota Malang.

"Kenapa saya mengambil budaya topeng malangan? karena yang pertama ingin menunjukkan wajah Malang, karena Malang budayanya banyak, kan biasanya kita berpikir isinya flora fauna, jadi ambil yang berbeda, dengan maskot topeng malangan itu sendiri," jelasnya.

Baca juga: Rektor Unair Minta Khofifah Mundur dari Ketum IKA saat Maju Pilkada Jatim

Topeng malangan yang diangkat yakni Panji dan Sekartaji. Untuk pengerjaan semua maskot dilakukan selama satu minggu.

Karakter maskot Sam Suma berkarakter tegas dan jujur. Sedangkan maskot Mbak Sawa berkarakter baik hati.

"Makanya difokuskan ke Sam Suma itu, tegas jujur, ke arah demokrasinya, untuk Mbak Sawa kita arahnya ke dalam sosial-sosial itu," kata mahasiswa jurusan Arsitektur di UIN Malang tersebut.

Sedangkan di dalam jingle Ayo Memilih untuk Kota Malang terdapat unsur musik perpaduan antara elektronik dan tradisional. Jingle ini dibuat oleh guru seni dan budaya SMA di Bululawang, Kabupaten Malang, bernama Galih Zakaria.

"Jadi saya menggunakan konsep elektronik, etnik. Jadi ada elektroniknya, tetapi tetap dimasukkan yang etnis, tadi ada unsur semacam jaranan, jadi saya mengusung filosofinya itu," kata Galih.

Pesan yang ingin disampaikan dalam jinggle ini yakni mengajak teman-teman yang khususnya di Kota Malang, supaya mau memilih dan tidak golput.

Unsur musik elektronik dan tradisional yang ada supaya jingle ini dapat masuk ke semua kalangan masyarakat, baik muda dan dewasa. Sedangkan, pengerjaan jingle tersebut dilakukan selama tiga hari dengan melibatkan 4 orang.

"Mulai pembentukan konsep sampai kita produksi atau take vocal, saya ada tim, dibantu beberapa teman, eksekutornya, penyanyinya juga saya sendiri yang penyanyi cowok, kemudian ceweknya profesional," katanya.

Anggota Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat, dan SDM KPU Kota Malang, Muhammad Toyib mengatakan, dalam penjurian maskot dan jingle Pilkada Kota Malang 2024 melibatkan berbagai pakar.

Di antaranya, dari akademisi atau sosiolog, budayawan, asosiasi konten kreator, dan tokoh masyarakat.

"Penjuriannya berjalan sekitar dua minggu, tapi tidak setiap hari, yang dipakai juara satu. Juara satu dapat Rp 10 juta, juara dua Rp 7,5 juta, juara tiga Rp 5 juta, juara harapan 1,2,3 masing-masing Rp 2 juta, itu maskot sama jinggle sama," jelasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Baca tentang


Terkini Lainnya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Surabaya
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Surabaya
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau