Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diungkap, Alasan PPP Ikut Dukung Gus Ibin-Aushaf Fajr pada Pilkada Nganjuk

Kompas.com, 6 Agustus 2024, 09:54 WIB
Usman Hadi ,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

NGANJUK, KOMPAS.com – Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) resmi mengusung pasangan Muhammad Muhibbin dan Aushaf Fajr Herdiansyah dalam perhelatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Nganjuk 2024.

DPP PPP mengeluarkan surat keputusan rekomendasi untuk pasangan bakal calon bupati dan bakal calon wakil bupati Nganjuk yang akrab disapa Gus Ibin-Aushaf Fajr itu.

Selain PPP, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) juga memberikan surat keputusan rekomendasi untuk pasangan yang sama.

Baca juga: Pilkada Nganjuk, PKS Beri Rekomendasi pada Marhaen-Handy

Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PPP Kabupaten Nganjuk, Mokhamad Imron, lantas mengungkapkan lebih dalam tentang alasan partai berlambang Ka'bah ini mengusung Gus Ibin-Aushaf Fajr.

“Penyerahannya seminggu yang lalu di kantor DPW PPP Jawa Timur,” kata Imron kepada Kompas.com, Selasa (6/8/2024).

Menurut Imron, terdapat sejumlah pertimbangan yang mendasari PPP memberikan rekomendasi kepada pasangan Gus Ibin-Aushaf Fajr.

“Pertama Gus Ibin ini punya visi keagamaan yang sama dengan PPP. Artinya bahwa kekuasaan itu tidak hanya sekadar untuk prestise, tapi juga kekuasaan itu menjadi sarana untuk hikmah kepada agama, bangsa, dan negara,” tutur dia.

“Kedua, visi keumatannya sama, Gus Ibin sama Mas Aushaf ini orientasinya kan pemberdayaan pertanian, peternakan."

Baca juga: Golkar Usung Ita-Yuli, Jejak Korupsi Para Mantan Bupati Nganjuk Disoroti

"Ini sama dengan PPP, umat PPP itu mayoritas ya petani-petani kecil, peternak kecil, UMKM, la ini yang nanti harus diberdayakan,” lanjut Imron.

Sebelum memberikan rekomendasi untuk pasangan Gus Ibin-Aushaf Fajr, Imron menyebut PPP telah menjalin komunikasi politik dengan semua partai politik di Kabupaten Nganjuk.

Akhirnya, PPP membulatkan tekad mengusung pasangan Gus Ibin-Aushaf Fajr.

Sementara, dengan turunnya rekomendasi dari PPP, kini pasangan Gus Ibin-Aushaf Fajr sudah mengantongi dua "kendaraan" partai politik pada Pilkada Kabupaten Nganjuk 2024.

Pasangan ini pun hampir dipastikan maju pada Pilkada Kabupaten Nganjuk 2024 karena telah memenuhi syarat minimal dukungan dari partai politik, yakni sebanyak 10 kursi di DPRD Kabupaten Nganjuk.

Baca juga: Silaturahmi dengan Kiai di Nganjuk, Gus Ibin: Saya Pamit dan Minta Doa Restu Maju Pilkada 2024

Pada pemilihan anggota DPRD Kabupaten Nganjuk 2024, PKB memeroleh sembilan kursi, sementara PPP mendapat satu kursi. Artinya jumlah kursi gabungan PKB dengan PPP sudah 10 kursi.

Gus Ibin adalah putra dari KH Muhammad Nur, pengasuh Pondok Pesantren Al-Mardliyah Mojosari, Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk.

Pondok Mojosari merupakan salah satu pesantren tertua di Nganjuk.

Sementara itu, Aushaf Fajr Herdiansyah adalah pengusaha muda, yang sekaligus pendiri Bale Kreasi dan Kopi Yunge Nganjuk.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Baca tentang


Terkini Lainnya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau