Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Pengasuh Ponpes Lirboyo Terbakar, Sejumlah Santri Alami Sesak Napas

Kompas.com, 5 Agustus 2024, 15:48 WIB
M Agus Fauzul Hakim,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

KEDIRI, KOMPAS.com- Kebakaran melanda salah satu rumah di kawasan Pondok Pesantren Lirboyo, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Jawa Timur, Senin (5/8/2024) siang.

Pantauan di lokasi kejadian, titik kebakaran berupa sebuah rumah yang berada di sebelah barat kantor utama pondok pesantren. Kepulan asap tebal membumbung tinggi dari lokasi tersebut.

Sejumlah petugas pemadam kebakaran berjibaku menyemprotkan air ke titik api. Air bersumber dari unit mobil pemadam yang sudah siaga di lokasi.

Baca juga: Korsleting Saat Ngecas HP, Rumah Warga Semarang Ludes Terbakar

Syamsul Fuad, seorang petugas damkar mengatakan, ada enam unit mobil damkar yang diturunkan.

“Damkar dari Pemkot ada 4 unit lalu dibantu dari pemkab 1 unit,” ujarnya Syamsul ditemui di lokasi kejadian.

Setelah berjibaku sekitar dua jam lamanya, api baru berhasil dipadamkan.

“Tadi kendala lapangan karena akses yang terbatas dan banyaknya masyarakat yang menonton,” pungkasnya.

Pengurus Ponpes Lirboyo, Khusnuddin An Nuur mengatakan, yang terbakar merupakan sebuah rumah dan lokasi di dalam kawasan pondok.

“Tapi sekarang sudah padam setelah ditangani dengan cepat oleh petugas damkar,” ujar Khusnuddin di lokasi kejadian.

Khusnuddin tidak menampik adanya beberapa santri yang dibawa ke pusat kesehatan akibat kebakaran itu. Menurutnya, para santri itu mengalami gejala sesak napas ringan sehingga dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan.

“Selanjutnya kita bawa ke rumah sakit agar mendapatkan penanganan intensif. Gejala sesak napas ringan antara 5 sampai 10 orang.” pungkasnya.

Dikonfirmasi terpisah, Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo KH. Abdul Mu’id Shohib mengatakan, titik yang terbakar merupakan rumah dari almarhum KH. Marzuqi Dahlan, salah seorang pengasuh pesantren.

Rumah tersebut selama ini ditempati oleh Gus Ahlis, salah seorang kerabat.

Baca juga: Pria 37 Tahun Tewas Terbakar Bersama Sampah Bungkus Rokok di Rumahnya

“Mohon doa, ndalem (rumah)kasepuhan almarhum KH. Marzuqi Dahlan yang saat ini ditempati Gus Ahlis siang ini terbakar,” ujar KH.Abdul Mu’id dalam pesan pendeknya kepada Kompas.com.

Pengasuh dengan sapaan akrab Gus Mu’id itu menegaskan, tidak ada korban dalam peristiwa itu dan api bisa dikendalikan sebelum merembet ke wilayah lainnya.

“Alhamdulillah sudah dapat dikendalikan. Dugaan kuat (penyebabnya) konslet. Sebelumnya terdengar ledakan.”pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau