Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duka Kecelakaan di Tol Boyolali, 5 Anggota Keluarga Tewas Saat Akan Berwisata

Kompas.com, 14 Juli 2024, 17:17 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

KOMPAS.com - Kecelakaan maut di Tol Solo-Ngawi, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (13/7/2024), menewaskan enam penumpang Isuzu Elf.

Minibus tersebut membawa rombongan Yayasan Darul Falah, Surabaya, Jawa Timur (Jatim), yang hendak berwisata ke Daerah Istimewa Yogyakarta.

Lima dari enam korban tewas memiliki hubungan keluarga. Sedangkan, satu orang lainnya adalah pemandu wisata.

Keluarga korban, Firda Usatu Ni'mah (31), mengatakan, rombongan berangkat ke Yogyakarta pada Jumat malam (12/7/2024) sekitar pukul 22.00 WIB.

Di dalam minibus itu terdapat 20 rombongan Yayasan Darul Falah dan dua kru kendaraan.

Menurut Firda, keputusan berlibur itu diambil setelah pelaksanaan rapat kerja (raker) yayasan di SD setempat.

"Dari yayasan ingin mengajak refreshing guru ke Jogja," ujarnya, Sabtu, dikutip dari Surya.

Baca juga: Kecelakaan Maut di Tol Boyolali, 5 Korban Tewas Masih Satu Keluarga

Putri Kepala Yayasan Darul Falah Abdul Manan (69) ini menuturkan, yang bertugas mencari kendaraan adalah adiknya, Achmad Rofiuzein.

"Jadi kami tidak tahu, ini Elf yang dikendarai itu dari mana dan seperti apa," ucapnya.

Akibat kecelakaan ini, Firda kehilangan lima anggota keluarga, yakni sang ayah, Abdul Manan; dan adik bungsunya, Achmad Rofiuzein (26).

Lalu, istri anak kelima, Rifatul Fatati (27); beserta dua cucu Abdul Manan berinisial MFF berusia 4 tahun dan A usia 9 bulan.

Achmad juga merupakan guru olahraga SD Darul Falah, sedangkan Rifatul adalah guru bahasa Arab.

Kelima korban tersebut tinggal di Kecamatan Kenjeran, Surabaya.

Adapun tour leader yang juga tewas dalam kecelakaan di Tol Boyolal bernama Ahmad Fendi Gozali (24) asal Kabupaten Nganjuk, Jatim.

Baca juga: Diduga Sopir Mengantuk dan Melebihi Kapasitas, Minibus Tabrak Truk di Tol Boyolali, 6 Orang Meninggal


Kabar duka tersebut didengar keluarga korban pada Sabtu sekitar pukul 10.00 WIB. Saat itu, ada petugas Jasa Raharja yang mendatangi rumah korban.

"Saya lihat fotonya (korban) itu benar, tapi satunya saya enggak kenal laki-laki. Akhirnya dapat kabar lagi dari adik ibu saya yang berangkat (ke Boyolali), yang dirawat di ICU satu orang di RS berbeda," ungkapnya.

Insiden ini juga membuat kerabat lainnya. Seorang kerabat H M Husein Yasin, mengenang Abdul Manan sebagai sosok yang baik.

"Beliau merupakan sosok yang religius. Beliau orang baik," tuturnya.

Baca juga: Kecelakaan Maut Isuzu Elf Vs Truk di Tol Solo-Ngawi, 6 Tewas dan 14 Luka

Kecelakaan di Tol Boyolali tewaskan 6 orang

Minibus Isuzu Elf ringsek usai tabrakan dengan truk di Kilometer 497+800 B Jalan Tol Solo-Ngawi, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah (Jateng), Sabtu (13/7/2024). Kecelakaan di Tol Boyolali ini menewaskan 6 penumpang Elf.
Dokumentasi Relawan via Antara Minibus Isuzu Elf ringsek usai tabrakan dengan truk di Kilometer 497+800 B Jalan Tol Solo-Ngawi, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah (Jateng), Sabtu (13/7/2024). Kecelakaan di Tol Boyolali ini menewaskan 6 penumpang Elf.

Peristiwa yang merenggut enam nyawa dan melukai 14 orang ini melibatkan dua kendaraan, yakni Elf bernomor polisi AG 7810 V dengan truk H 8593 NG.

Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Boyolali AKBP Petrus Parningotan Silalahi mengungkapkan, minibus tersebut mulanya meluncur dari arah Surabaya.

Sekitar pukul 04.00 WIB, minibus itu menabrak truk yang berjalan di depannya.

Baca juga: Kecelakaan di Tol Boyolali Renggut 6 Nyawa, 2 di Antaranya Balita

Polisi menduga ada dua kemungkinan penyebab kecelakaan ini. Pertama, karena sopir Elf mengantuk. Atau, kedua, minibus tersebut kelebihan muatan.

"Apakah overkapasitas sehingga mengakibatkan kurang berfungsinya daya kerja rem itu nanti akan kita kembangkan penyelidikan dan penyidikan dengan mengundang beberapa ahli," jelasnya, Sabtu.

Baca juga: Kecelakaan Maut di Tol Boyolali Tewaskan 6 Orang, Ini Daftar Korban

Sumber: Kompas.com (Penulis: Andhi Dwi Setiawan, Labib Zamani | Editor: Dita Angga Rusiana, Gloria Setyvani Putri), Surya.co.id

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Wisatawan Lansia Dipungli 'Uang Pengawalan' Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Wisatawan Lansia Dipungli "Uang Pengawalan" Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Surabaya
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
Surabaya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau