Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Baru Remaja di Malang Tewas di Rumahnya, Sempat Akan Diantar ke Puskesmas

Kompas.com, 8 Juli 2024, 14:13 WIB
Imron Hakiki,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Kepolisian Resor (Polres) Malang menemukan fakta baru atas tewasnya seorang remaja bernama Syaroni, warga Desa Urek Urek, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang di rumahnya, Jumat (5/7/2024).

Kasatreskrim Polres Malang, AKP Gandha Syah Hidayat mengatakan dari hasil pemeriksaan terhadap sembilan saksi, meliputi keluarga, korban sempat diantar oleh pacar dan adiknya ke rumah pada Jumat (5/7/2024).

Baca juga: Remaja Tewas di Rumahnya dengan Luka di Mata dan Bibir, Sang Ibu Sempat Tersandung Jasad Korban

"Sebelum pulang itu, korban sudah sakit. Pacar sempat membawa korban ke Puskesmas Turen, namun korban menolak dan kukuh untuk diantarkan pulang," ungkap Gandha saat ditemui, Senin (8/7/2024).

Sedangkan pada malam harinya, korban diduga sempat meminum minuman keras bersama teman-temannya di rumah sang pacar.

"Iya, korban mengeluh sakit karena sebelumnya minum-minuman," ujarnya.

Baca juga: Update Penggerebekan Pabrik Narkoba di Malang, Lima Tersangka Dititipkan di Rutan Mapolresta Malang Kota

Satreskrim Polres Malang masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap penyebab kematian remaja tersebut.

Beberapa sampel organ dalam korban diuji laboratorium forensik Polda Jawa Timur untuk melihat kandungan di dalam tubuh korban.

"Kewajiban pemeriksaan kita harus menyeluruh dan komprehensif baik luar, otopsi, tokiskologi harus kami tempuh," jelasnya.

Baca juga: Belok Mendadak, Pengendara Motor di Buleleng Tewas Tertabrak Kendaraan Lain

Sementara, terkait luka yang ada di mata dan bibir korban, polisi masih menunggu hasil otopsi resmi keluar. Namun, berdasarkan keterangan sementara dari dokter forensik, luka yang terdapat di wajah korban itu bukan akibat kekerasan.

"Luka itu belum bisa dipastikan. Tapi kalau keterangan dokter luka itu bukan akibat kekerasan atau benda tajam," tuturnya.

Gandha mengungkapkan bahwa sebelumnya korban tidak pulang ke rumahnya selama dua hari karena marah kepada orangtuanya, akibat sepeda motornya digadaikan oleh ayahnya tanpa sepengetahuan korban.

"Sedangkan ponsel yang sebelumnya dinyatakan hilang, ternyata ada tapi digadaikan sendiri oleh korban," pungkasnya.

Baca juga: Petugas Pemungut Sampah di Blitar Tewas Terserempet Kereta Api

Diberitakan sebelumnya, seorang remaja, Syaroni warga Desa Urek Urek, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang ditemukan tewas di rumahnya, Jumat (5/7/2024).

Terdapat luka di bagian mata dan bibir remaja tersebut.

Perangkat Desa Urek Urek, Sulaiman Arif mengatakan sebelumnya, pada Jumat dini hari, ibu korban sempat tersandung tubuh korban di ruang tamu rumahnya.

"Sehingga ibunya mengira korban tidur setelah dua hari tidak pulang. Karena, kebetulan ibunya mengalami gangguan penglihatan," ungkapnya saat ditemui, Jumat (5/7/2024).

Namun, hingga sore korban tidak kunjung bangun. Sehingga membuat ibunya curiga. Ketika hendak dibangunkan, tubuh korban sudah kaku dan dingin.

"Seketika itu, ibu korban teriak, hingga membuat tetangganya berdatangan," ujarnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau