Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri ATR/BPN Sebut Peretasan Bisa Menyerang Sistem Sertifikat Elektronik

Kompas.com - 05/07/2024, 18:15 WIB
Hamzah Arfah,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

GRESIK, KOMPAS.com - Peretasan pada Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) yang melumpuhkan data imigrasi, disebut tidak menutup kemungkinan menyerang program sertifikat elektronik yang tengah digalakkan oleh Kementrian Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Badan Pertanahan Nasional (BPN).

Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri ATR/Kepala BPN Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), setelah agenda penyerahan empat sertifikat elektronik tanah wakaf yang dilaksanakan di kompleks wisata religi makam Sunan Giri, Gresik, Jawa Timur, pada Jumat (5/7/2024).

Baca juga: Bupati Gresik Terbitkan Surat Edaran Larangan Perjudian bagi Pegawai Pemerintah

"Tadi yang kami serahkan sertifikat elektronik. Jadi ini bagian dari semangat pemerintah, dengan Bapak Presiden Joko Widodo benar-benar menekankan agar transformasi digital terus kita kejar, seiring dengan upaya modernisasi dalam pemerintahan, termasuk land goverment atau manajemen di bidang tata kelola dan tata ruang," ujar AHY kepada awak media di Gresik, Jumat.

"Ini (sertifikat elektronik) mudah-mudahan bisa terus kami kembangkan. Memang kita juga harus waspada, karena kita menggunakan sistem digital, selalu ada kerentanan," ucap AHY.

Baca juga: Profil Semuel Pangerapan, Pakar Internet yang Mundur dari Dirjen Aptika Kemenkominfo Imbas Peretasan PDNS

Kendati demikian, AHY memastikan, pihaknya akan terus berusaha untuk menjaga keamanan dan kelangsungan sistem pendukung yang digunakan untuk sertifikat elektronik, di tengah ancaman dan bayang-bayang peretas yang dapat datang kapan saja.

"Oleh karena itu kami harus pastikan, bahwa sistem keamanan yang dimiliki oleh Kementrian ATR/BPN termasuk dalam urusan sertifikat elektronik, bisa tetap terjaga di tengah situasi, yang kita tahu saat ini banyak ancaman cyber crime dan juga peretasan. Sehingga Kementrian ATR/BPN termasuk lembaga lain, dapat memperkuat sistemnya," kata AHY.

Baca juga: Masyarakat yang Dirugikan Peretasan PDN Diimbau Lapor ke Posko Daring

AHY menjelaskan, meski terdapat banyak ancaman cyber crime dan peretasan yang menjadi tantangan bagi pihaknya dalam menggulirkan sertifikat elektronik. Namun terdapat banyak keuntungan, bila pemilik lahan tersebut menggunakan sertifikat elektronik ketimbang konvensional.

"Sertifikat elektronik mempermudah segala urusan, yang pasti lebih cepat, lebih transparan, lebih akuntabel dan tidak perlu lagi ada pengurusan-pengurusan yang menggunakan perantara," tutur AHY.

"Bisa langsung, bisa dicek kapan saja menggunakan handphone. Ada barcode yang bisa dicek dengan jelas, siapa pemiliknya, luasannya, di mana petanya dan lain sebagainya," kata AHY.

Seperti diberitakan sebelumnya, AHY bersama staf menyerahkan sertifikat tanah wakaf Yayasan Makam Sunan Giri, Masjid Ainul Yakin di kawasan wisata religi Sunan Giri, Yayasan Pondok Pesantren Darul Islam dan musala Baiturrohmah di Gresik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Viral, Video Debt Collector Cekcok dengan Warga di Jember, Ini Penjelasan Polisi

Viral, Video Debt Collector Cekcok dengan Warga di Jember, Ini Penjelasan Polisi

Surabaya
Kesaksian Sopir Bus Gunung Harta yang Terbakar di Tol Jombang: Api Berasal dari Belakang

Kesaksian Sopir Bus Gunung Harta yang Terbakar di Tol Jombang: Api Berasal dari Belakang

Surabaya
Bus Gunung Harta Terbakar di Tol Jombang, Semua Penumpang Selamat

Bus Gunung Harta Terbakar di Tol Jombang, Semua Penumpang Selamat

Surabaya
Meski Ada Surat Jalan, Sembilan Motor Baru dari Dealer Ditahan di Mapolres Situbondo

Meski Ada Surat Jalan, Sembilan Motor Baru dari Dealer Ditahan di Mapolres Situbondo

Surabaya
300 Hektare Lahan Pertanian di Lumajang Diserang Hama Tikus

300 Hektare Lahan Pertanian di Lumajang Diserang Hama Tikus

Surabaya
Pemecatan Dekan FK Unair Diduga Tak Sesuai Statuta, Prof Budi Belum Tempuh Jalur Hukum

Pemecatan Dekan FK Unair Diduga Tak Sesuai Statuta, Prof Budi Belum Tempuh Jalur Hukum

Surabaya
Asa Sitti, Ibu yang Terpaksa Melahirkan di Atas Kapal: Ingin RS di Kepulauan Dilengkapi

Asa Sitti, Ibu yang Terpaksa Melahirkan di Atas Kapal: Ingin RS di Kepulauan Dilengkapi

Surabaya
Dicopot dari Jabatan Dekan FK Unair, Budi Santoso Masih Aktif Mengajar

Dicopot dari Jabatan Dekan FK Unair, Budi Santoso Masih Aktif Mengajar

Surabaya
Dua Perempuan Terekam CCTV Curi Kosmetik, Bawa Anak di Bawah Umur

Dua Perempuan Terekam CCTV Curi Kosmetik, Bawa Anak di Bawah Umur

Surabaya
Pria Lumajang Ajukan Gugatan karena Diberhentikan Kemendes, Sebut Pemecatan Imbas Pileg 2024

Pria Lumajang Ajukan Gugatan karena Diberhentikan Kemendes, Sebut Pemecatan Imbas Pileg 2024

Surabaya
Cerita Sitti, Wanita Asal Pulau Sapudi Sumenep Melahirkan di Atas Kapal Saat Menuju RS

Cerita Sitti, Wanita Asal Pulau Sapudi Sumenep Melahirkan di Atas Kapal Saat Menuju RS

Surabaya
8 SD Negeri di Kabupaten Blitar Tidak Memperoleh Siswa Baru

8 SD Negeri di Kabupaten Blitar Tidak Memperoleh Siswa Baru

Surabaya
Anggota Polisi di Jombang Terluka akibat Dianiaya Istri

Anggota Polisi di Jombang Terluka akibat Dianiaya Istri

Surabaya
Terkejut Rumahnya Rata dengan Tanah Dibongkar Kakak Ipar, Wahyu: Pembeli Sudah Bayar Rp 2,5 M

Terkejut Rumahnya Rata dengan Tanah Dibongkar Kakak Ipar, Wahyu: Pembeli Sudah Bayar Rp 2,5 M

Surabaya
Antar Surat Keberatan ke Rektor Unair Usai Jabatan Dicopot, Prof Budi: Kenapa Saya Diberhentikan?

Antar Surat Keberatan ke Rektor Unair Usai Jabatan Dicopot, Prof Budi: Kenapa Saya Diberhentikan?

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com