MALANG, KOMPAS.com - Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat mengaku terkejut dengan temuan pabrik narkoba yang diklaim terbesar di Indonesia berada di wilayahnya, Kota Malang, Jawa Timur.
"Saya kaget juga adanya pabrik narkoba yang ada di Kota Malang. Tapi ini sudah jadi pelajaran bagi kita semua, kita harus situasi tenang pun ada hal-hal yang terjadi di Kota Malang, jadi kita tidak abai," kata Wahyu, Kamis (4/7/2024).
Wahyu menginstruksikan agar camat, lurah, jajaran RW dan RT memperketat keamanan wilayah dalam hal pencegahan peredaran narkoba.
Baca juga: Pabrik Narkoba di Kota Malang Dikendalikan oleh Seorang WNA, Dipandu lewat Zoom
Mereka diminta menggali informasi ke warganya, apabila menemukan adanya aktivitas mencurigakan di lingkungan sekitar.
"Saya berharap mulai camat, lurah, sampai RT/ RW untuk mulai peka, terhadap pendatang baru, seperti mengontrak tapi jarang ditinggali, orangnya tidak pernah bergaul. Kejadian itu pun sebenarnya sudah ada curiga karena dari baunya. Akhirnya ada kejadian seperti itu," ungkap dia.
Baca juga: Temuan-temuan Kakap dari Pabrik Narkoba di Malang
Pemkot Malang mengaku meningkatkan kerja sama dengan pihak kepolisian dan Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Malang untuk mengawasi agar hal serupa tak terulang.
Sebab, menurutnya, modus produksi dan peredaran narkoba berkembang dari waktu ke waktu.
"Modus operandi seperti itu kan selalu berubah, sudah ketahuan modusnya seperti ini, besok akan berubah seperti ini. Tapi kita akan terus pengawasan, kita kerja sama dengan BNN dan Polresta," katanya.
Baca juga: 5 Fakta Pabrik Narkoba di Kota Malang, di Antaranya Dikendalikan Warga Negara Malaysia
Sebelumnya diberitakan, tim gabungan menggerebek dan mengungkap keberadaan pabrik narkoba yang diklaim terbesar di Indonesia di Kota Malang, Jawa Timur.
Pabrik tersebut dikendalikan oleh seorang WNA Malaysia dari jarak jauh atau dipandu melalui zoom.
Petugas menemukan ganja sintetis atau tembakau gorilla seberat 1,2 ton, 25.000 pil ekstasi, 25.000 pil xanax.
"Kapasitas produksi untuk xanax dalam satu hari bisa 4.000 butir, maka satu bulan 120 ribu, ini jumlah besar, belum lainnya," ujar Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri Komjen Pol Wahyu Widada, Rabu (3/7/2024), dalam konferensi pers di Malang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.