Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Periksa 4 Saksi Terkait Kematian Ibu dan Anak di Kos Sidoarjo

Kompas.com, 27 Juni 2024, 19:33 WIB
Andhi Dwi Setiawan,
Farid Assifa

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Polisi telah memeriksa empat saksi untuk mengungkap kasus tewasnya seorang perempuan dan bayi di sebuah kamar kos di Sidoarjo, Rabu (26/6/2024) lalu.

Kasat Reskrim Polresta Sidoarjo, Kompol Agus Sobarnapraja mengatakan, pihaknya telah mengecek tempat kos yang berada di Dusun Keling, Desa Jumput Rejo, Kecamatan Sukodono.

"Kita sudah menerima laporan dari pemilik kos terhadap kejadian. Ada dua jenazah, satu perempuan dan bayi laki-laki, sudah proses autopsi," kata Agus saat dikonfirmasi melalui telepon, Kamis (27/6/2024).

Baca juga: Ditemukan Tanda Kekerasan pada Rahim Mayat Wanita di Kos Sidoarjo

Selain itu, aparat kepolisian telah memanggil empat saksi terkait penemuan jenazah tersebut. Penyidik juga mengumpulkan sejumlah barang bukti yang ada di lokasi kejadian.

"Sampai detik ini kami sudah memeriksa empat orang saksi dan mengamankan beberapa bukti. Ada handuk, obat, beberapa dokumen yang tentunya akan kita lihat korelasinya," jelasnya.

Selanjutnya, kata dia, polisi tengah mendalami penyebab tewasnya korban, IT (33) warga Lumajang tersebut. Sebab, berdasarkan proses autopsi ditemukan luka di bagian rahimnya.

"Sekarang masih proses menentukan tindak lanjut terhadap yang menyebabkan (bekas) kekerasan itu. Apakah kekerasan itu diakibatkan oleh kesengajaan atau ada faktor kelalaian," ujarnya.

"(Dugaan pembunuhan) belum kita simpulkan, tapi hasil autopsi memang terdapat indikasi kekerasan. Namun kita dalami dari fakta penyidikan, baik keterangan saksi, hasil olah TPK, maupun alat bukti," tambahnya.

Sementara itu, Karumkit Pusdik Bhayangkara Porong, AKBP dr Eko Yunianto mengatakan, pihaknya telah selesai melakukan proses autopsi, jenazah korban dan anaknya yang masih berusia sehari.

"Ditemukan ada beberapa tanda kekerasan di tubuhnya (korban dewasa). Untuk detailnya langsung ke penyidik," kata Eko.

Tim forensik sempat kesulitan melakukan autopsi karena kondisi jenazah yang sudah hampir membusuk. Namun, mereka menemukan ada tanda memar di bagian rahim korban.

"Kami pas lakukan pemeriksaan kondisinya sudah membusuk lanjut. Sehingga yang kami temukan hanya dari organ dalam, bagian rahim (korban wanita) memang ada tanda memar," jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, pemilik tempat kos, Rokid mengatakan, awalnya berniat untuk bersih-bersih di sekitar lokasi, sekitar pukul 12.00 WIB. Akan tetapi, dia langsung mencium bau menyengat ketika baru saja tiba.

Kemudian, Rokid pun mencari penyebab aroma tidak sedap tersebut di sekitar tempat kos 14 pintu tersebut. Akhirnya, dia menemukan gerombolan lalat di salah satu kamarnya.

"Saat saya ke kos-kosan, mencium ada bau busuk yang menyengat. Kemudian lihat banyak lalat dari kamar kos yang ada di (deretan) tengah," kata Rokhib, kepada media di sekitar lokasi.

Selanjutnya, Rokid menemukan perempuan berinisial IT (30), warga Lumajang, dalam meninggal dunia di kamar kosnya. Selain itu, ditemukan juga bayi yang sudah tidak bernyawa di sampingnya.

"Saya terus langsung membuka pintu kamar yang kebetulan tidak dikunci. Ternyata korban sudah tergeletak, terus disampingnya ada anak bayi yang kayanya baru dilahirkan," jelasnya.

Baca juga: Wanita dan Bayi Baru Lahir Ditemukan Tewas di Kamar Kos Sidoarjo

Rokid mengungkapkan, perempuan tersebut baru satu tahun menyewa tempat kos miliknya bernomor 10. Wanita itu sempat bercerita, keseharianya bekerja di sebuah pabrik, daerah Sedati, Sidoarjo.

"Saat akan kos korban mengakunya seorang janda yang masih ngurus surat perceraian. Tapi cerita dari tetangga kos, katanya korban punya seorang pacar," ujarnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau