Editor
"Kalau malam sering terdengar ramai (cekcok) dari rumahnya itu. Dan Jumat malam itu juga terdengar ramai. Kayak ada suara lemparan benda gitu,” ujar Joko ditemui di lokasi kejadian, Selasa (25/6/2024).
Ia juga mengatakan pasangan suami istri itu juga jarang bersosialisasi di lingkingannya.
Tak hanya. Joko juga menyebut NA dan T kerap berlaku kasar pada korban. Bahkan korban pernah tiba-tiba datang ke rumah Joko untuk meminta tolong.
"Waktu itu tiba-tiba lari minta tolong. Tapi waktu itu saya tidak tahu maksudnya (minta tolong),” lanjutnya.
Baca juga: Pembunuhan Balita di Kediri Terungkap Berkat Kecurigaan Kakek Korban
Ia mengatakan di malam pembunuhan yakni Sabtu malam, Joko merasa janggal karena rumah yang ditempati NA dan T sudah sepih.
"Padahal biasanya jam 2 pagi itu dia pasti lewat depan rumah,” pungkasnya.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor (Polres) Kediri Ajun Komisaris Polisi (AKP) Fauzy Pratama mengatakan, pembunuhan diikuti penguburan itu dilakukan kedua orangtua korban pada Sabtu (22/6/2024) malam.
"Dua-duanya (kedua orang tuanya) ada peranan masing-masing (dalam pembunuhannya). Untuk skala mana yang menyebabkan kematian masih dalam penyelidikan,” ujar AKP Fauzy Pratama ditemui di lokasi kejadian.
Ia mengatakan ditemukan beberapa luka di jasad korban. Salah satunya luka pendarahan di kepala akibat benda tumpul.
Menurut Fauzy, kedua pelaku membunuh korban karena kesal dan sakit hati dengan ucapan korban yang dinilai tak sesuai dengan kenyataan.
"Namun untuk motifnya itu masih dalam pendalaman lagi,” lanjut perwira penerima Bintang Adhi Makayasa saat di Akademi Kepolisian itu.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: M Agus Fauzul Hakim | Editor: Andi Hartik, Aloysius Gonsaga AE)
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang