KOMPAS.com - Kecelakaan menimpa seorang siswi di Ngawi, Jawa Timur, bernama Retno Arum Wulan Safitri (16), siswi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 2 Ngawi.
Retno menceritakan, meskipun biaya pengobatan sudah ditanggung BPJS, namun keluarganya kesulitan untuk rutin berobat dan kontrol ke RS Moewardi Solo.
Saat ditemui di rumahnya di Desa Ngawi, Retno menjelaskan, akibat kecelakaan itu dirinya harus menjalani proses operasi pencangkokan di kakinya.
"Kulit paha yang kiri diambil untuk dicangkok pada kaki yang kiri," ujar Retno saat ditemui di rumahnya, Selasa (25/6/2024).
Baca juga: Cerita Pelajar di Ngawi 6 Bulan Terbaring Usai Tertabrak Truk, Kesulitan Biaya Pengobatan
Retno menjelaskan, operasi pencangkokan kulit akan mempercepat penyembuhan. Dirinya mengaku sempat dirujuk ke RS Moewardi Solo dan dari hasil diagnosis dokter, bagian kaki Retno patah, remuk dan mengalami infeksi.
Baca juga: Sering Terjadi Kecelakaan, Warga Desak Pemerintah Perbaiki Jalan Kendawangan-Ketapang
"Sempat disarankan jari kaki untuk diamputasi, tapi saya tidak mau. Saya dua minggu dirawat di RS Moewardi Solo untuk pembersihan kulit dari infeksi dan pembersihan tulang," ujarnya.
Dan selama dua bulan Retno mendapatkan bantuan biaya dari sejumlah orang, salah satunya para tetangga.
"Warga banyak yang donasi, kalau pengobatannya pakai BPJS tapi untuk biaya makan , menginap di Solo dan biaya transportasi dari donasi warga itu," katanya.
Retno menyadari kondisi keluarganya tak lagi mampu membiayai pengobatan ke RS Moewardi Solo.
Untuk itu dirinya dan keluarga berusaha untuk mencari lokasi kontrol yang lebih terjangkau dari rumahnya dan tidak makan biaya banyak.
"Jadwal ke Solo harusnya kemarin setiap Hari Senin, tapi rencananya besok mau ke RS Widodo minta kontrolnya dipindah di situ karena biaya untuk menginap dan makan di Solo juga lumayan, bapak hanya kerja serabutan di Samsat, Gendingan," ucapnya.
Sebelumnya Retno mengaku pengajuan pondok kontrol ke RS Widodo Ngawi sempat ditolak karena tidak ada dokter bedah plastik di Ngawi.
Retno berharap akan ada jalan agar proses pengobatannya bisa dirujuk di Ngawi.
"Minta pindah rujuk ke Ngawi sebelumnya ditolak karena di Ngawi tidak ada dokter bedah plastik. Kita mintanya yang paling dekat biar tidak keluar biaya untuk makan atau menginap," jelasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, kecelakaan yang menimpa Retno terjadi pada 28 Desember 2023 lalu.