Peristiwa tersebut adalah satu-satunya pemberontakan yang dilakukan oleh tentara didikan Jepang.
Baca juga: Misteri Hilangnya Supriyadi, Pemimpin Pemberontakan PETA Blitar
Soekarno-Hatta kemudian memproklamirkan Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 atau beberapa saat setelah pembrontakan PETA di Blitar.
Rakyat Kota Blitar menyambut dengan penuh suka cita atas Kemerdekaan Indonesia, cita-cita perjuangannya akhirnya terwujud.
Kota Blitar segera mengikrarkan diri berada di bawah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai keabsahan Kota Blitar berada di dalam Republik Indonesia.
Pemerintah kemudian mengeluarkan Undang-undang No 22 Tahun 1945 mengenai perubahan nama Blitar Shi menjadi Kota Blitar.
Julukan Kota Blitar sebagai Kota Patria terkait dengan sejarah yang terdapat di kota tersebut.
Masyarakat Kota Blitar bangga sebagai pewaris Aryo Blitar, pewaris Soeprijadi, dan pewaris Soekarno.
Pemerintah setempat beranggapan bahwa perjuangan tokoh-tokoh tersebut perlu dilestarikan untuk modal perjuang di masa mendatang.
Julukan Patria berasal dari akronim dari kata PETA dengan mengambil perjuangan Soedanco Soeprijadi yang memimpin pembrontakan PETA, kemudian kata Tertib, Rapi, Indah, dan Aman.
Kata Patria juga dipilih karena mengandung makna "cinta tanah air".
Sehingga dengan menyebut Patria, orang akan membayangkan kobaran semangat nasionalisme semangat para pejuang yang terdapat di Kota Blitar.
Sumber:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.