KOMPAS.com - Pilkada serentak 2024 tinggal menghitung bulan karena akan berlangsung pada 27 November 2024. Situasi politik di Kabupaten Malang masih terlihat dinamis.
Dari sekian nama calon yang sudah muncul, nama Sanusi sebagai petahana Bupati Malang, dinilai bakal mendapatkan keuntungan jika mencalonkan diri lagi.
Demikian penuturan Pakar Komunikasi Politik Universitas Brawijaya (UB) Malang, Anang Sukojo.
Menurut Anang, Sanusi mempunyai bekal popularitas dan elektabilitas yang unggul dibandingkan pendatang baru.
Baca juga: Cucu Pendiri NU Lathifah Shohib Daftar Bacalon Bupati Malang ke PKB
"Dengan catatan, kondisi masyarakat Kabupaten Malang stabil. Meskipun, misalnya secara ekstrem pertumbuhan ekonomi tidak tinggi."
"Tapi kestabilan politik dan pemerintahan terjaga, maka potensi kemenangan petahan lebih tinggi dibanding yang lain," ungkapnya saat ditemui, Jumat (21/6/2024).
Kenapa demikian? Menurut Anang, eksposur petahana jauh lebih tinggi dibanding penantang baru. Artinya, secara nama, petahana tidak perlu membangun popularitas.
"Sedangkan pendatang baru butuh waktu untuk membangun popularitas dan tidak semua popularitas itu berkonsekuensi kepada elektabilitas," jelasnya.
Pendatang baru butuh energi yang cukup luar biasa, dengan sosial cost dan ekonomi cost yang tinggi untuk membangun popularitas dan elektabilitas agar bisa malampaui petahana.
"Sedangkan hal ini sudah dilalui oleh petahana. Elektabilitas petahana akan mulai terbangun hanya cukup mengatakan: 'Iya saya akan nyalon lagi'," bebernya.
Baca juga: Bebas Bersyarat, Mantan Bupati Malang Rendra Kresna Ingin Rehat Sejenak dari Dunia Politik
Namun, Sanusi perlu memperhatikan sosok yang akan mendampinginya agar elektabilitasnya semakin tinggi.
Anang menyebut, kunci agar elektabilitas Sanusi semakin terangkat sebaiknya mengambil sosok tidak dari satu partai.
"Sebab apabila mengambil pendamping dari satu partai, maka perjuangannya akan lebih berat. Sebab, apabila dari satu partai maka grassroot dan konsituennya sama," ujarnya.
Oleh karena itu, apabila Sanusi ingin elektabilitas terangkat maka perlu mengambil pendamping dari lintas partai.
"Terutama, sosok yang mempunyai kedekatan dengan unsur religi, seperti organisasi masyarakat (ormas) Nahdlatul Ulama," tuturnya.