Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menabung Kopi, Cara Petani di Gucialit Lumajang Tingkatkan Perekonomian

Kompas.com - 29/05/2024, 16:19 WIB
Miftahul Huda,
Andi Hartik

Tim Redaksi

LUMAJANG, KOMPAS.com - Petani kopi di Kecamatan Gucialit, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, punya cara unik untuk menyisihkan pundi-pundi rupiah dari hasil berkebun.

Cara yang dimaksud yakni "Menabung Kopi". Tapi, menabung kopinya tidak ditimbun sendiri di rumah.

Para petani mengolah sendiri hasil panennya dengan cara mengupas kulit hingga menjemur. Setelahnya, baru disetorkan ke Bale Kopi untuk ditabung.

Baca juga: Kelabuhi Warga, Pemilik Home Industry Pil Ekstasi di Surabaya Mengaku Memproduksi Kopi

Menabung di Bale Kopi, petani langsung mengetahui nilai kopi yang ditabungnya. Uangnya bisa langsung diambil atau mau ditabung dulu untuk kebutuhan mendesak.

Nilai kopi yang ditabung juga tidak akan mengalami penyusutan apabila harga kopi di pasaran turun drastis.

Masikan, salah satu petani kopi mengaku, sudah 5 tahun mengikuti program "Menabung Kopi".

Baca juga: Petani Kopi di Musi Rawas Dibunuh Perampok, Pelaku Jalan Kaki 2 Jam untuk Curi Motor Korban

Selama itu, ia sudah bisa menambah luas kebun kopinya yang awalnya hanya setengah hektar menjadi 1,5 hektar.

Sebelumnya, Masikan menyimpan kopinya secara mandiri di rumah. Namun, hal itu rupanya malah membuat Masikan rugi.

Sebab, saat ia punya kebutuhan mendesak dan harga kopi sedang anjlok, ia tak punya pilihan lain selain menjual kopi itu dengan harga murah.

"Kalau dulu simpan sendiri di rumah baru kalau ada kebutuhan dijual, tapi namanya kebutuhan tidak ada yang tahu tiba-tiba pas harga anjlok ya mau bagaimana kalau tidak dijual," kata Masikan.

Masikan bercerita, sejak mulai menabung kopi di Bale Kopi, ia telah membeli 2 unit sepeda motor dan menambah lahan seluas 1 hektar.

Sebab, selain tidak ada penyusutan, harga kopi milik Masikan dihargai jauh di atas harga pasar.

Saat harga pasar antara Rp 23.000 - 26.000  per kilogram, Bale Kopi bisa membelinya dengan rentang harga Rp 30.000 - 35.000 per kilogram.

Ilustrasi kopiDok. Shutterstock/MIB stockimages Ilustrasi kopi
"Di sini enaknya kalaupun harganya turun, kopi yang kita tabung tidak ikut turun, tapi ya untuk kualitasnya harus sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan, harus kopi yang petik merah," tambahnya.

Sebagai informasi, saat ini harga kopi di Lumajang mengalami kenaikan drastis hingga Rp 70.000 - 75.000 per kilogram.

Panen terakhir, Masikan menyetorkan tabungan kopi sampai 600 kilogram. Hasil itu kemudian ditabung untuk berjaga-jaga apabila ada kebutuhan mendesak yang harus ia keluarkan suatu hari nanti.

"Kemarin terakhir panen itu 6 kuintal, memang akhir-akhir ini hasil panen memang menurun, tapi harganya yang sekarang lumayan tinggi," jelasnya.

Baca juga: Pencuri yang Tewaskan Petani Kopi di Musi Rawas Masih Berusia 18 Tahun

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Masikan mengambil dari hasil jual pisang yang ditanam di sela tanaman kopi yang ada di kebunnya.

Pisang yang ditanam berjenis Pisang Mas Kirana, dan Cavendis. Setidaknya, dalam satu minggu ia mendapat penghasilan sekitar Rp 200.000 dari hasil jual pisang.

"Kalau buat makan ya pisang ini, cukup kalau hanya untuk makan," ucapnya.

Baca juga: Pergoki Pencuri Masuk Rumah, Petani Kopi di Musi Rawas Tewas Ditusuk

Kopi berkualitas

Sementara, Pemilik Bale Kopi Gucialit Nur Kholifah mengatakan, latar belakang membuat program menabung kopi lantaran di Gucialit banyak petani yang menanam kopi tapi taraf ekonominya stagnan.

Setelah dipelajari, ternyata kebiasaan petani menyimpan sendiri kopinya menjadi salah satu pemicu. Sebab, petani memiliki risiko apabila harus menjual kopi pada saat harganya anjlok.

Sedangkan, di Bale Kopi, ia sudah menentukan harga dan spesifikasinya sebelum petani menanam kopi. Selain itu, apabila saat musim panen harga kopi di pasaran malah naik, petani masih bisa mendiskusikan ulang harga yang telah disepakati sebelumnya.

Sehingga, tidak ada kekhawatiran dari petani kopinya tidak laku. Hanya saja, petani diminta menyediakan kopi yang sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.

"Jadi awalnya kita prihatin kok bisa ya disini banyak kopi tapi kok petani masih belum terangkat padahal harga kopi terus naik, ternyata itu mereka simpan sendiri ketika butuh langsung jual ke pengepul ya sesuai harga saat itu," terang Kholifah.

Saat ini, sudah ada 12 petani kopi yang bermitra dengan Bale Kopi dengan program Menabung Kopi.

Para petani ini selain bisa menabung, juga mendapatkan keuntungan berupa dibuatkan video dokumentasi mulai proses tanam, perawatan hingga panen.

Video itu kemudian dipromosikan ke media sosial untuk mengenalkan masyarakat tentang Kopi Gucialit.

Tidak hanya itu, apabila hasil produksi kopinya konsisten, Bale Kopi juga memfasilitasi untuk dibuatkan merek sendiri atas nama petani dan hasil kopinya juga dites ke laboratorium di Jember untuk mendapatkan sertifikat nilai.

"Pelayanan kita kepada para mitra ini kita bantu untuk promosikan, ada salah satu juga sudah punya brand sendiri, juga kita ikutkan penilaian di laboratorium," jelasnya.

Ke depan, kata Kholifah, ia akan membuka pasar ke kafe yang ada di Lumajang untuk menampung kopi Gucialit.

Sehingga, para petani tidak hanya tahu proses produksi. Tapi juga pengolahan hingga pemasaran.

"Saat ini kita masih ciptakan ekosistemnya dulu di Gucialit, ke depan kita ingin kafe-kafe ini pakai kopi Gucialit, sehingga nama kopi Gucialit bisa terangkat dan ekonomi petani juga meningkat," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pemprov dan Polda Jatim Bentuk Satgas Penanggulangan Judi Online

Pemprov dan Polda Jatim Bentuk Satgas Penanggulangan Judi Online

Surabaya
Balita di Kediri Tewas Dianiaya Orangtua karena Masalah Air Gelas Tumpah

Balita di Kediri Tewas Dianiaya Orangtua karena Masalah Air Gelas Tumpah

Surabaya
Pilkada 2024: Lumajang, Pasuruan dan Pulau Madura Masuk Kategori Sangat Rawan

Pilkada 2024: Lumajang, Pasuruan dan Pulau Madura Masuk Kategori Sangat Rawan

Surabaya
Dua Pria di Tulungagung Tewas Usai Konsumsi Miras Oplosan, Racik Alkohol Medis dengan Minuman Berenergi

Dua Pria di Tulungagung Tewas Usai Konsumsi Miras Oplosan, Racik Alkohol Medis dengan Minuman Berenergi

Surabaya
Pengakuan Korban Pegawai Kejaksaan Gadungan di Probolinggo: Katanya Sudah Bisa Kerja tapi Tak Ada Kantornya

Pengakuan Korban Pegawai Kejaksaan Gadungan di Probolinggo: Katanya Sudah Bisa Kerja tapi Tak Ada Kantornya

Surabaya
Pemilik Pondok Pesantren di Sidoarjo Jadi Tersangka Dugaan Pelecehan Seksual Terhadap Santrinya

Pemilik Pondok Pesantren di Sidoarjo Jadi Tersangka Dugaan Pelecehan Seksual Terhadap Santrinya

Surabaya
Dua Siswa TK Asal Rembang Tewas Tenggelam di Wisata Jatiwangi Park Tuban

Dua Siswa TK Asal Rembang Tewas Tenggelam di Wisata Jatiwangi Park Tuban

Surabaya
Pemain Judi Online di Jawa Timur Terbanyak Keempat, Kapolda: IP Adressnya di Jakarta

Pemain Judi Online di Jawa Timur Terbanyak Keempat, Kapolda: IP Adressnya di Jakarta

Surabaya
Simpan Ganja 1,8 Kg di Kos, Mahasiswi di Malang Mengaku Dititipi Pacar

Simpan Ganja 1,8 Kg di Kos, Mahasiswi di Malang Mengaku Dititipi Pacar

Surabaya
Perahu Nelayan Ditabrak Kapal Penumpang di Perairan Gili Iyang Sumenep, 3 Orang Hilang

Perahu Nelayan Ditabrak Kapal Penumpang di Perairan Gili Iyang Sumenep, 3 Orang Hilang

Surabaya
Kronologi Truk Kontainer Hantam Bus Bagong di Tanjakan Selorejo, Blitar

Kronologi Truk Kontainer Hantam Bus Bagong di Tanjakan Selorejo, Blitar

Surabaya
Bocah yang Pahanya Tertusuk Besi Sudah Jalani Operasi dan Membaik

Bocah yang Pahanya Tertusuk Besi Sudah Jalani Operasi dan Membaik

Surabaya
Gagal Maju Pilkada Kota Malang 2024, Heri-Rizky Salahkan Silon

Gagal Maju Pilkada Kota Malang 2024, Heri-Rizky Salahkan Silon

Surabaya
9 Pengeroyok Siswi MTs hingga Tewas di Situbondo Divonis 7 Tahun Bui

9 Pengeroyok Siswi MTs hingga Tewas di Situbondo Divonis 7 Tahun Bui

Surabaya
Tak Kuat Nanjak, Truk Kontainer Tabrak Mundur Bus Bagong di Blitar

Tak Kuat Nanjak, Truk Kontainer Tabrak Mundur Bus Bagong di Blitar

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com