Keluarga baru mengetahui bahwa Diah menjadi korban pembunuhan setelah mendapatkan kabar dari kepala desa pada sore harinya.
"Pak kepala desa mendapat telepon dari Polres Malang Kota pada Kamis (22/12/2022) pukul 15.30 WIB," kata bibi korban dengan pilu.
Kepergian Diah menjadi pukulan besar bagi keluarganya. Menurut sang bibi, semasa hidupnya, Diah merupakan pelajar yang cerdas.
Diah lulus dari program akselerasi dan menamatkan bangku Sekolah Menengah Pertama dalam waktu dua tahun di Madrasah Tsanawiyah (MTS) 2 Paron Ngawi.
Diah lalu meneruskan ke SMAN Jogorogo. Kemampuannya dalam bidang akademik, terutama matematika sangat baik.
"Di SMA mengambil jurusan Biologi, bahkan guru Biologinya ikut memberikan bantuan biaya sekolah karena tahu Diah dari keluarga buruh petani yang tidak punya sawah tapi cerdas. Karena SMP ditempuh dua tahun masuk kuliah usianya belum sampai 17 tahun," tutur Supatmawati.
Baca juga: Setelah 1,5 Tahun Terkuak Mahasiswi di Malang Dibunuh dan Dirampok Cucu Pemilik Indekos
Diah pun diterima di Program Studi S1 Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Negeri Malang di Malang, Jawa Timur melalui jalur beasiswa.
Selama menjalani perkuliahan di Malang, Diah menempati kamar indekos di Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang.
Korban sempat bercerita kepada Supatmawati bahwa seusai liburan semester akan pindah tempat kos bersama temannya.
Hal itu lantaran tak ada jaringan wifi di tempat indekos yang ditempatinya.
Rencana itu belum terwujud. Diah terbunuh di kamar indekosnya.
Keluarga sangat terpukul dengan kepergian Diah. Kesedihan masih terasa bahkan setelah 1,5 tahun kasus tersebut berlalu.
"Harapan orangtuanya tinggi kepada Diah," ujar sang bibi.
Satreskrim Polresta Malang Kota telah meringkus Hisyam Akbar Pahlevi (19) yang merupakan cucu pemilik indekos tempat Diah tinggal.