Salin Artikel

Di Stasiun Paron Ngawi, Sang Kakak Menunggu Diah yang Ternyata Telah Terbunuh..

Satreskrim Polresta Malang Kota telah menangkap Hisyam Akbar Pahlevi (19) pria yang membunuh mahasiswi Universitas Negeri Malang itu pada Kamis (9/5/2024).

Nyawa mahasiswi cerdas tersebut melayang di tangan Hisyam yang mabuk dan menginginkan uang untuk membeli rokok. Keluarga pun berharap tersangka mendapatkan hukuman setimpal. 

"Menghilangkan nyawa, hukuman setimpalnya ya nyawa," kata bibi korban Supratmawati kepada Kompas.com, Rabu (15/5/2024).

Supratmawati mengungkapkan, satu hari sebelum ditemukan meninggal dengan kondisi mengenaskan di kamar kosnya, Diah sempat menghubungi keluarga melalui sambungan telepon pada Rabu (21/12/2022).

Diah yang berkuliah di Kota Malang mengabarkan akan pulang ke Ngawi lantaran telah memasuki masa liburan semester.

Diah pun meminta kakak laki-lakinya menjemputnya di Stasiun Paron, Ngawi pada Kamis (22/12/2022) pukul 15.00 WIB.

"Meneleponnya hari Rabu habis Isya, mengabarkan senang, mau libur kuliah," kata Supratmawati.

Di hari yang dijanjikan, sang kakak menjemput Diah di Stasiun Paron. Namun meski sang kakak telah lama menunggu, Diah tak kunjung terlihat.

"Kakaknya menunggu di Stasiun Paron untuk jemput adiknya tapi sampai kereta habis kok enggak ada (adiknya) turun," ujarnya.

Cemas karena adiknya tak tampak, kakak Diah pun mencoba menghubungi ponsel adiknya.

"Dihubungi HP-nya tidak aktif," lanjut sang bibi lirih.

Keluarga saat itu sama sekali tidak menyangka bahwa Diah terbunuh pada Kamis (22/12/2022) dini hari. Hisyam, cucu pemilik tempat indekos mabuk, memasuki kamar Diah, menusuk korban dengan pisau, dan merampas ponsel Diah.

Mahasiswi itu pun meninggal dunia dengan sejumlah luka di tubuhnya. Ponsel milik Diah dijual seharga Rp 570.000. Uang tersebut dipakai oleh pelaku untuk membeli rokok dan jajanan.

Keluarga baru mengetahui bahwa Diah menjadi korban pembunuhan setelah mendapatkan kabar dari kepala desa pada sore harinya.

"Pak kepala desa mendapat telepon dari Polres Malang Kota pada Kamis (22/12/2022) pukul 15.30 WIB," kata bibi korban dengan pilu.

Mahasiswi berprestasi itu terbunuh

Kepergian Diah menjadi pukulan besar bagi keluarganya. Menurut sang bibi, semasa hidupnya, Diah merupakan pelajar yang cerdas.

Diah lulus dari program akselerasi dan menamatkan bangku Sekolah Menengah Pertama dalam waktu dua tahun di Madrasah Tsanawiyah (MTS) 2 Paron Ngawi.

Diah lalu meneruskan ke SMAN Jogorogo. Kemampuannya dalam bidang akademik, terutama matematika sangat baik.

"Di SMA mengambil jurusan Biologi, bahkan guru Biologinya ikut memberikan bantuan biaya sekolah karena tahu Diah dari keluarga buruh petani yang tidak punya sawah tapi cerdas. Karena SMP ditempuh dua tahun masuk kuliah usianya belum sampai 17 tahun," tutur Supatmawati.

Diah pun diterima di Program Studi S1 Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Negeri Malang di Malang, Jawa Timur melalui jalur beasiswa.

Rencana pindah kos

Selama menjalani perkuliahan di Malang, Diah menempati kamar indekos di Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang.

Korban sempat bercerita kepada Supatmawati bahwa seusai liburan semester akan pindah tempat kos bersama temannya.

Hal itu lantaran tak ada jaringan wifi di tempat indekos yang ditempatinya.

Rencana itu belum terwujud. Diah terbunuh di kamar indekosnya.

Keluarga sangat terpukul dengan kepergian Diah. Kesedihan masih terasa bahkan setelah 1,5 tahun kasus tersebut berlalu.

"Harapan orangtuanya tinggi kepada Diah," ujar sang bibi.

Satreskrim Polresta Malang Kota telah meringkus Hisyam Akbar Pahlevi (19) yang merupakan cucu pemilik indekos tempat Diah tinggal.

Kasatreskrim Polresta Malang Kota Kompol Danang Yudanto mengungkapkan, pelaku berkunjung ke rumah temannya untuk minum minuman keras, Rabu (21/12/2022) sekitar pukul 24.00 WIB.

Hisyam lalu pamit untuk membeli rokok pada Kamis (22/12/2022) dini hari.

Ternyata pelaku menuju tempat indekos milik sang nenek dan berniat untuk mencuri barang milik penghuni kos.

Hisyam sempat mengambil piasu dapur yang berada di lantai dua. Dia lalu memasuki kamar nomor enam namun pintunya terkunci.

Pelaku kemudian bergeser ke kamar nomor empat yang merupakan kamar Diah.

Hisyam membunuh Diah dan merampas ponsel mahasiswi itu untuk dijual.

"Pelaku turun ke lantai satu, merusak kamera CCTV, kemudian dibuang ke gerobak. Selanjutnya, pada pukul 01.15 WIB, pelaku kembali ke temannya, minum minuman keras," kata Danang dalam konferensi pers di Malang, Senin (13/5/2024).

Uang hasil penjualan ponsel seharga Rp 570.000 dipakai untuk membeli jajanan dan rokok.

Pengusutan kasus itu sempat terkendala lantaran minimnya saksi dan barang bukti.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/05/16/050000778/di-stasiun-paron-ngawi-sang-kakak-menunggu-diah-yang-ternyata-telah

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com