Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kadisdik Lamongan Sebut Insiden Siswi SD Jatuh dan Meninggal adalah Musibah, Bukan Perundungan

Kompas.com, 7 Mei 2024, 18:37 WIB
Hamzah Arfah,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

LAMONGAN, KOMPAS.com - Kepala Dinas Pendidikan Lamongan, Jawa Timur Munif Syarif membantah dugaan perundungan yang menimpa seorang siswi berinisial AR (12) di salah satu sekolah dasar di Kecamatan Karanggeneng, Lamongan.

AR meninggal dunia usai terjatuh di lantai cor dengan posisi tengkurap. Munif menegaskan bahwa kejadian tersebut murni musibah dan bukan perundungan.

Baca juga: Kronologi Perundungan Siswi SD yang Berujung Kematian di Lamongan

"Perundungan bagaimana, wong mereka (siswi dan temannya) itu adalah teman baik. Bagi saya, kejadian itu adalah musibah yang tidak diinginkan dan bisa dialami oleh siapa pun. Setelah ramai pemberitaan, pihak sekolah sudah kami mintai keterangan dan memang seperti itu (tidak ada aksi perundungan)," ujar Munif saat dihubungi, Selasa (7/5/2024).

Munif menjelaskan, sebelum kejadian antara siswi yang jatuh dengan temannya memang sempat bergurau. Mereka bercanda dan berlarian sampai kemudian korban terjatuh di lantai cor dengan posisi tengkurap.

"Mereka itu bergurau, lari-larian hingga korban terjatuh di lantai cor. Saat itu, langsung ditolong dengan dibawa ke Puskesmas Karanggeneng," ucap Munif.

Baca juga: Tersangka Penembakan Sekolah di Finlandia Beraksi karena Jadi Korban Perundungan

Menurutnya, Puskesmas Karanggeng menawarkan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Tapi saat itu korban kemudian pulang bersama ibunya.

"Enggak tahunya di rumah korban sakit lagi, dan akhirnya dibawa ke Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan. Namun tambah parah, sehingga dirujuk lagi ke Rumah Sakit dr Soetomo di Surabaya. Setelah dirawat di sana, meninggal dunia," kata Munif.

Baca juga: 2 Personel Kepolisian di Lamongan Diberhentikan dengan Tidak Hormat

Munif menuturkan sebelum kejadian ini menjadi ramai, keluarga siswi terlapor sudah beriktikad baik dengan menjenguk dan memberikan bantuan.

Terlebih setelah kejadian, Munif juga sudah bertemu dan sempat bertanya kepada rekan-rekan korban, terlapor, juga pihak sekolah.

"Senin setelah kejadian, saya menjadi pembina upacara di sekolah itu dan tidak ada yang namanya perundungan. Apalagi kejadiannya kan bulan Februari, tapi kenapa baru dilaporkan kemarin, ada apa?" tutur Munif.

Seperti diberitakan sebelumnya, pihak keluarga siswi yang terjatuh dan meninggal beranggapan anaknya meninggal dunia disebabkan oleh aksi perundungan. Mereka memilih untuk melaporkan kejadian tersebut kepada pihak kepolisian.

"Jumat (3/5/2014) kemarin, anggota Unit PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak) sudah mendatangi tempat kejadian dan telah meminta keterangan mengenai kejadian itu dari sembilan orang saksi," ujar Kasi Humas Polres Lamongan, Ipda Andi Nur Cahya.

Andi menuturkan, sembilan saksi yang dimintai keterangan berasal dari pihak sekolah, rekan-rekan korban dan juga terlapor, serta ibu dan juga terlapor. Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, diketahui sudah ada itikad baik dari keluarga terlapor.

Iktikad tersebut mulai dari mengantarkan korban menuju rumah sakit, membesuk korban dan sudah menyantuni sebesar Rp 3 juta. Nominal santunan tersebut, dari mulai korban masih sakit hingga akhirnya dinyatakan meninggal dunia pada Senin (11/3/2024).

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau