KOMPAS.com - Beberapa daerah di Jawa Timur dikenal dengan kearifan lokal yang masih dipegang teguh oleh masyarakat.
Seperti berbagai daerah di Indonesia lainnya, masyarakat Jawa Timur juga memiliki keunikan adat istiadat, tradisi, dan kearifan lokal yang telah dilakukan turun-temurun sejak zaman nenek moyang.
Baca juga: 5 Kearifan Lokal di Sumatera, dari Smong hingga Kelekak
Dikutip dari laman Gramedia, kearifan lokal adalah sebuah pandangan hidup suatu masyarakat di wilayah tertentu mengenai lingkungan alam tempat mereka tinggal.
Pandangan hidup ini biasanya telah sudah berurat akar menjadi kepercayaan orang-orang di wilayah tersebut selama puluhan bahkan ratusan tahun.
Baca juga: 5 Kearifan Lokal di Sumatera, dari Smong hingga Kelekak
Adanya kearifan lokal juga membuat tatanan sosial dan alam sekitar agar tetap lestari dan terjaga di tengah perubahan zaman dan pengaruh budaya luar.
Bahkan di beberapa daerah terdapat beberapa kearifan lokal yang masih dipegang teguh oleh masyarakat setempat yang telah menjadi daya tarik tersendiri.
Baca juga: Mengenal Manugal, Kearifan Lokal Bercocok Tanam dari Kalimantan Tengah
Berikut adalah contoh kearifan lokal di wilayah Jawa Timur, yang Kompas.com rangkum dari berbagai sumber.
Mepe Kasur adalah kearifan lokal yang dimiliki masyarakat suku Osing di Desa Kemiren, Glagah, Banyuwangi yang dilakukan pada bulan Dzulhijjah.
Dilansir dari laman Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi, mepe kasur menjadi salah satu dari rangkaian kegiatan rutin tahunan bersih desa.
Sebagai bagian dari tradisi, warga akan beramai-ramai mepe kasur atau menjemur kasur di depan rumah masing-masing sejak pagi hingga siang hari.
Proses mengeluarkan dan menjemur kasur dilakukan sambil membaca doa dan memercikkan air bunga di halaman dengan tujuan agar dijauhkan dari bencana dan penyakit
Sesekali terlihat warga membersihkan debu di kasur dengan cara memukul-mukul kasur tersebut dengan penebah dari rotan.
Uniknya, kasur yang mereka jemur memiliki warna yang seragam, yaitu merah dan hitam. Hal ini karena setiap keluarga yang menikah pasti akan dibuatkan kasur yang sama oleh orangtuanya.
Warna merah memiliki yang arti berani dan hitam memiliki arti langgeng memiliki pesan bahwa dalam berumah tangga maka setiap pasangan harus berani dan langgeng dalam menjalaninya.
Sementara kasur dianggap sebagai benda yang sangat dekat dengan manusia, sehingga wajib dibersihkan agar kotoran yang menempel akan hilang.