KOMPAS.com - Sebanyak 169 orang di Surabaya mengaku menjadi korban penipuan jasa tur dari perusahaan Lovean Tour and Travel. Total kerugian sementara yang diderita mencapai Rp 166 juta.
Salah satu korban, Aprodita Eka mengatakan, peristiwa tersebut bermula ketika ia mendaftarkan diri berangkat berlibur ke Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Desember 2023.
Sosok dengan sapaan Dita ini melihat akun Instagram @loveantourtravel untuk mengecek informasi lebih lanjut.
Baca juga: Penipu Berkedok Jasa Perjalanan Umrah Ditangkap, Pernah Telantarkan Calon Jemaah Umrah di Tangerang
Namun, dia menemukan salah satu orang yang berkomentar terkait pembatalan tur.
"Katanya batal sepihak, kuotanya enggak penuh. Akhirnya di situ aku minta refund (pengembalian uang), dijanjikan juga," kata Dita, saat ditemui di Surabaya, Selasa (23/4/2024).
Akan tetapi, kata Dita, pihak manajemen Lovean Tour and Travel hanya terus menjanjikan pengembalian pembayaraan itu. Total, dia sudah meminta uang tersebut sebanyak tiga kali.
"Awalnya bilang disuruh menunggu karena masalah administrasi, saya tagih lewat WhatsApp malah seperti enggak tahu. Seharusnya kan profesional, enggak seperti itu," jelasnya.
Akhirnya, Dita mengancam akan mengumpulkan sejumlah orang yang merasa menjadi korban penipuan tersebut. Tetapi pihak manajemen disebut tidak takut dengan ancaman itu.
"Akhirnya saya melapor ke Polrestabes Surabaya, saksinya 11 orang, tapi kalau korbanya ini yang terkoordinasi ada sekitar 169 orang. Pasti lebib banyak (orang) yang menjadi korban juga," ujarnya.
Baca juga: Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta
Laporan tersebut bernomor LP: LP/B/114/1/2024/SPKT/POLRESTABES SURABAYA/POLDA JAWA TIMUR. Dengan tanggal 30 Januari 2024, dan terbit pukul 21.47 WIB.
"Saya berharap terlapor, pemilik Lovean Tour and Travel ini muncul ke publik dan kembalikan uang kami. Kalau enggak harus dibui supaya tidak ada korban yang lain," ucapnya.
Sementara itu Kasatreskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Hendro Sukmono membenarkan adanya dugaan penipuan jasa tur tersebut. Saat ini penyidik masih menanganinya.
"Masih berjalan prosesnya," ungkap Hendro.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.