Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Pencuri di Ponorogo Pakai Kostum Pocong untuk Takuti Warga

Kompas.com, 5 April 2024, 14:43 WIB
Muhlis Al Alawi,
Farid Assifa

Tim Redaksi

PONOROGO, KOMPAS.com - Untuk memuluskan aksi pencurian, seorang pria di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, nekat menggunakan kostum pocong. Ide mencuri menggunakan kostum pocong dilakukan pria berinisial SYN (60) agar warga yang melihat ketakutan.

Namun apesnya, bukan untung yang diraih, pria warga Jalan Sukarno Hatta, Kelurahan Banyudono, Kecamatan Ponorogo malah ketahuan dan ditangkap polisi.

Kapolsek Sambit AKP Baderi yang dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (5/4/2024), membenarkan penangkapan SYN, tersangka pencurian berkostum pocong. Tertangkapnya pencuri berkostum pocong di Desa Campurejo, Kecamatan Sambit, viral di media sosial.

Baca juga: 4 Pelaku yang Mencuri dan Menjual Komodo dari TN Komodo Divonis Penjara 2 hingga 4 Tahun

"Tersangka kami tangkap berdasarkan laporan warga pada Jumat (5/4/2024) dini hari sekitar pukul 00.15 WIB," ujar Baderi.

Menurut Baderi, kostum pocong yang digunakan tersangka SYN berupa mukena warna putih. Tersangka SYN ditangkap saat membobol swalayan Asdiramart, Desa Campurejo, Kecamatan Sambit, Ponorogo dibekuk anggota Polsek Sambit, Ponorogo, Jumat(05/04/2024).

"Jadi tersangka sengaja berdandan ala pocong untuk menakut-nakuti orang lain yang melihatnya, Dengan demikian kalau orang takut maka tersangka YN menganggap akan mudah melarikan diri” jelas Baderi.

Baderi mengatakan aksi tersangka YN ketahuan saat mencuri di swalayah setelah kepergok seorang karyawan. Karyawan toko itu lantas berteriak hingga akhirnya mengundang warga setempat berdatangan.

Terduga pelaku masuk melalui atap dan menjebol pintu menggunakan linggis yang sudah dibawanya. Setelah di dalam toko, YN mengambil rokok dan barang-barang lainnya.

Saat hendak ditangkap, YN sempat kabur dan melawan menggunakan linggis tetapi akhirnya menyerah setelah dikepung warga.

"Saat ini YN masih menjalani pemeriksaan untuk pendalaman lebih lanjut," kata Baderi.

Baca juga: Polisi Buru Pelaku Pencurian Kerang Mutiara Senilai Rp 772 Juta di Lombok Timur

Ia menambahkan selain berdandan ala pocong, dalam setiap aksinya, YN selalu sendiri. Tak hanya itu YN juga mengendarai mobil Toyota Agya dan membawa peralatan berupa satu buah linggis besi kecil, saty buah linggis besi besar; satu buah gergaji besi; dua buah gergaji kayu; empat buah betel besi, satu buah gunting dan satu buah mukena warna putih.

Di lokasi kejadian, polisi juga mengamankan barang bukti rokok berbagai merk senilai Rp 11.595.000. Rokok dan barang curian lainnya sudah dipindahkan terduga pelaku ke lorong dan atap toko dan belum sempat dimasukkan ke mobil.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Wisatawan Lansia Dipungli 'Uang Pengawalan' Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Wisatawan Lansia Dipungli "Uang Pengawalan" Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Surabaya
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
Surabaya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau