KOMPAS.com - Jumlah pendaftar ujian tertulis berbasis komputer (UTBK) - seleksi nasional berdasarkan tes (SNBT) 2024/2025 di Universitas Brawijaya (UB) mencapai 39.384 orang. Dari jumlah tersebut, 12 peserta merupakan siswa difabel.
Koordinator Pelaksana SNBT UB Heri Prawoto Widodo S Sos MAB mengatakan, UB sudah matang dan siap melaksanakan UTBK, termasuk melayani para peserta difabel.
Pihaknya akan menyediakan tempat khusus untuk melakukan ujian dengan akses mudah dijangkau.
Baca juga: Universitas Brawijaya Buka Jalur Seleksi Khusus Penyandang Disabilitas
Namun, dia belum mendapat informasi secara jelas apa saja jenis difabel yang dialami para peserta.
"Bagi peserta difabel akan melakukan ujian di lantai 1. Misalkan ada peserta tuna netra akan disediakan satu ruangan untuk satu peserta."
"Namun hingga saat ini belum ada informasi terkait peserta tuna netra yang akan melakukan UTBK di UB," kata Heri, Kamis (4/4/2024).
Sejumlah 39.384 pendaftar tersebut tercatat hingga Kamis (4/4/2024). Sedangkan daya tampungnya yakni 5.506 mahasiswa.
"Dugaan saya UB terpilih sebagai perguruan tinggi terfavorit," katanya.
Wakil Rektor Bidang Akademik Prof Dr Ir Imam Santoso mengatakan, UB menyediakan sejumlah 62 ruang yang tersebar di 16 Lokasi untuk pelaksanaan UTBK.
Fasilitas yang disiapkan di antaranya, penggunaan laboratorium komputer di rektorat maupun fakultas.
Baca juga: Biaya Kuliah Universitas Brawijaya Jalur SNBP di 17 Fakultas
"Persiapan yang dilakukan untuk UTBK dimulai dari perangkat komputernya, ruangan dan kapasitas yang tersedia untuk proses pendaftaran calon mahasiswa jalur SNBT," kata Ketua Penerimaan Mahasiswa Baru UB tersebut.
Sedangkan komputer yang disediakan ada sebanyak 1.580 dan 226 cadangan sesuai spesifikasi yang disyaratkan dari Panitia Pusat UTBK.
Dari segi kemanan, UB telah mengirimkan surat ke PLN untuk tidak memadamkan listrik selama pelaksanaan UTBK dan melibatkan tim yang bertugas mengawal jaringan tersebut.
Setiap lokasi disiapkan genset yang standby apabila ada pemadaman atau gangguan mendadak.
"Jaringan internet di dalam kampus dioptimalkan, tidak ada kendala juga, tersedianya server untuk lokasi-lokasi yang sudah di kondisikan," katanya.
Demi memperlancar jalannya UTBK, UB juga melibatkan sebanyak 644 pengawas yang bertugas secara bergantian selama tujuh hari.
"Selain itu ada juga petugas pelaksana UTBK di UB dengan total sebanyak 899 orang," kata mantan Dekan FTP tersebut.
Sebanyak 899 petugas pelaksana tersebut terdiri dari teknisi ruang 65 orang per hari.
Baca juga: 7 Jalur Masuk Universitas Brawijaya pada 2024, Ada 3 Jalur Tanpa Tes
Mereka terdiri dari petugas admin server lima orang per hari, petugas admin Tl 16 orang per hari, petugas penanggung jawab lokasi 16 orang per hari.
Petugas penanggung Jawab Tl lokasi 16 orang per hari, petugas teknisi listrik 16 orang per hari, petugas keamanan dan metal detektor 31 orang per hari, petugas pembantu pelaksana seluruh ruang 70 orang per hari.
Untuk mengantisipasi terjadinya kecurangan, setiap tubuh peserta akan melewati pemeriksaan metal detector terlebih dahulu.
"Setiap siswa yang masuk akan diperiksa metal detector satu per satu. Metal detector disiapkan dengan canggih dan bisa mendeteksi secara dekat."
"Kami siap memastikan untuk proteksi supaya peserta steril saat memasuki ruangan," katanya.
Sementara itu, untuk mengantisipasi kemacetan, UB sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian terkait penataannya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang