Salin Artikel

Ada 12 Peserta Difabel UTBK - SNBT 2024 di Universitas Brawijaya, Pihak Kampus Sediakan Tempat Khusus

Koordinator Pelaksana SNBT UB Heri Prawoto Widodo S Sos MAB mengatakan, UB sudah matang dan siap melaksanakan UTBK, termasuk melayani para peserta difabel.

Pihaknya akan menyediakan tempat khusus untuk melakukan ujian dengan akses mudah dijangkau.

Namun, dia belum mendapat informasi secara jelas apa saja jenis difabel yang dialami para peserta.

"Bagi peserta difabel akan melakukan ujian di lantai 1. Misalkan ada peserta tuna netra akan disediakan satu ruangan untuk satu peserta."

"Namun hingga saat ini belum ada informasi terkait peserta tuna netra yang akan melakukan UTBK di UB," kata Heri, Kamis (4/4/2024).

Sejumlah 39.384 pendaftar tersebut tercatat hingga Kamis (4/4/2024). Sedangkan daya tampungnya yakni 5.506 mahasiswa.

"Dugaan saya UB terpilih sebagai perguruan tinggi terfavorit," katanya.

Wakil Rektor Bidang Akademik Prof Dr Ir Imam Santoso mengatakan, UB menyediakan sejumlah 62 ruang yang tersebar di 16 Lokasi untuk pelaksanaan UTBK.

Fasilitas yang disiapkan di antaranya, penggunaan laboratorium komputer di rektorat maupun fakultas.

"Persiapan yang dilakukan untuk UTBK dimulai dari perangkat komputernya, ruangan dan kapasitas yang tersedia untuk proses pendaftaran calon mahasiswa jalur SNBT," kata Ketua Penerimaan Mahasiswa Baru UB tersebut.

Sedangkan komputer yang disediakan ada sebanyak 1.580 dan 226 cadangan sesuai spesifikasi yang disyaratkan dari Panitia Pusat UTBK.

Dari segi kemanan, UB telah mengirimkan surat ke PLN untuk tidak memadamkan listrik selama pelaksanaan UTBK dan melibatkan tim yang bertugas mengawal jaringan tersebut.

Setiap lokasi disiapkan genset yang standby apabila ada pemadaman atau gangguan mendadak.

"Jaringan internet di dalam kampus dioptimalkan, tidak ada kendala juga, tersedianya server untuk lokasi-lokasi yang sudah di kondisikan," katanya.

Demi memperlancar jalannya UTBK, UB juga melibatkan sebanyak 644 pengawas yang bertugas secara bergantian selama tujuh hari.

"Selain itu ada juga petugas pelaksana UTBK di UB dengan total sebanyak 899 orang," kata mantan Dekan FTP tersebut.

Sebanyak 899 petugas pelaksana tersebut terdiri dari teknisi ruang 65 orang per hari.

Mereka terdiri dari petugas admin server lima orang per hari, petugas admin Tl 16 orang per hari, petugas penanggung jawab lokasi 16 orang per hari.

Petugas penanggung Jawab Tl lokasi 16 orang per hari, petugas teknisi listrik 16 orang per hari, petugas keamanan dan metal detektor 31 orang per hari, petugas pembantu pelaksana seluruh ruang 70 orang per hari.

Untuk mengantisipasi terjadinya kecurangan, setiap tubuh peserta akan melewati pemeriksaan metal detector terlebih dahulu.

"Setiap siswa yang masuk akan diperiksa metal detector satu per satu. Metal detector disiapkan dengan canggih dan bisa mendeteksi secara dekat."

"Kami siap memastikan untuk proteksi supaya peserta steril saat memasuki ruangan," katanya.

Sementara itu, untuk mengantisipasi kemacetan, UB sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian terkait penataannya.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/04/05/081048278/ada-12-peserta-difabel-utbk-snbt-2024-di-universitas-brawijaya-pihak-kampus

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com