Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Geologi ITS Sebut Gempa Tuban Fenomena yang Jarang Terjadi, Ini Alasannya

Kompas.com - 23/03/2024, 06:10 WIB
Andhi Dwi Setiawan,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Pakar geologi ITS Surabaya, Amien Widodo, menyebutkan, gempa berkekuatan magnitudo 6,5 yang mengguncang perairan Tuban, Jawa Timur (Jatim), Jumat (22/3/2024), merupakan peristiwa yang jarang terjadi.

Amien mengungkapkan, gempa Tuban tersebut dipicu sesar aktif yang ada di Laut Jawa. Sedangkan kedalamannya yang hanya berada di 10 kilometer membuat guncangan meluas.

"Pemicunya sesar aktif, ke dalamnya sangat dangkal, peristiwa yang jarang terjadi. Yang sering gempa dengan kedalaman sekilar 300 kilometer," kata Amien ketika dikonfirmasi melalui pesan.

Pergeseran dan tekanan dari dua permukaan di Laut Jawa itu menimbulkan getaran dengan skala Modified Mercally Intensity (MMI) III-IV. Intensitas itu mengakibatkan guncangan dan retakan pada daerah permukaan.

Baca juga: Pasien RSUD Umar Masud Bawean Sempat Dipindahkan ke Luar Ruangan Imbas Gempa Tuban

“Semakin kuat skala intensitasnya, dampak yang dirasakan akan semakin berbahaya,” ucapnya.

Amien mengatakan, gempa tersebut memang menghasilkan beberapa gempa susulan dengan skala magnitudo yang lebih rendah. Namun, dia tak menyebut hingga kapan guncangan akan terjadi.

"Pergeseran permukaan pada gempa Tuban terjadi secara horizontal sehingga tidak berpotensi tsunami. Tapi gempa susulan itu bisa banyak sekali, bisa berhari hari," jelasnya.

“Untuk mitigasinya, gempa (Tuban) tersebut perlu dimonitor guna mengetahui apakah ada tekanan yang masih aktif atau tidak,” tambahnya.

Lebih lanjut, kata Amien, gempa merupakan bencana alam yang tidak diprediksi atau dihindari sebelumnya. Dengan demikian, dampak yang ditimbulkan akhirnya bisa sangat besar.

Namun, pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN) sendiri merilis 295 sesar aktif di Indonesia yang berpotensi gempa. Hal ini bisa dijadikan pemerintah daerah rawan untuk memperhatikan setiap bangunan.

"Gempa terbesar yang pernah terjadi harus dijadikan patokan dalam membuat bangunan dan infrastruktur. Juga sebagai edukasi masyarakat agar sadar dan paham daerahnya rawan gempa," ujarnya.

Adapun gempa yang berpusat di Tuban tersebut berkekuatan cukup tinggi dan berdampak ke wilayah lain, yakni magnitudo 6, magnitudo 5,9, dan terakhir magnitudo 6,5.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

5 Puncak Gunung di Kaldera Tengger, Ternyata Tidak Hanya Gunung Bromo

5 Puncak Gunung di Kaldera Tengger, Ternyata Tidak Hanya Gunung Bromo

Surabaya
10 Tahun Diteror Foto Mesum, Wanita di Surabaya Laporkan Teman SMP ke Polisi

10 Tahun Diteror Foto Mesum, Wanita di Surabaya Laporkan Teman SMP ke Polisi

Surabaya
Cerita Supiyah, Tukang Pijat asal Surabaya yang Pergi Naik Haji

Cerita Supiyah, Tukang Pijat asal Surabaya yang Pergi Naik Haji

Surabaya
Pria Peneror Teman Perempuannya Selama 10 Tahun Ditangkap Polisi

Pria Peneror Teman Perempuannya Selama 10 Tahun Ditangkap Polisi

Surabaya
Kisah Mbah Harjo Berhaji di Usia 109 Tahun, Hatinya Bergetar Melihat Kabah

Kisah Mbah Harjo Berhaji di Usia 109 Tahun, Hatinya Bergetar Melihat Kabah

Surabaya
PPP Beri Rekomendasi Maju Pilkada Jatim 2024 untuk Khofifah-Emil

PPP Beri Rekomendasi Maju Pilkada Jatim 2024 untuk Khofifah-Emil

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Surabaya
Sejarah Kerajaan Singasari: Silsilah, Masa Kejayaan, dan Keruntuhan

Sejarah Kerajaan Singasari: Silsilah, Masa Kejayaan, dan Keruntuhan

Surabaya
Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas Sejauh 3 Kilometer

Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas Sejauh 3 Kilometer

Surabaya
Bayi Laki-laki Ditemukan di Teras Rumah Warga, Banyak Rumput Menempel di Tubuhnya

Bayi Laki-laki Ditemukan di Teras Rumah Warga, Banyak Rumput Menempel di Tubuhnya

Surabaya
Kisah Nenek Penjual Bunga Tabur di Lumajang Menabung Belasan Tahun demi Naik Haji

Kisah Nenek Penjual Bunga Tabur di Lumajang Menabung Belasan Tahun demi Naik Haji

Surabaya
Gunung Semeru Meletus 7 Kali Sabtu Pagi

Gunung Semeru Meletus 7 Kali Sabtu Pagi

Surabaya
Pria di Probolinggo Perkosa Sepupu Istri, Dibawa ke Hotel 3 Hari

Pria di Probolinggo Perkosa Sepupu Istri, Dibawa ke Hotel 3 Hari

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com