Elia dan keluarganya memutuskan membawa Wahyu ke Rumah Sakit Saiful Anwar setelah selama sekitar setengah jam berada di RS Hermina.
Mereka dibantu ambulans dan petugas relawan Es Teh Hangat. Bahkan, dikatakannya, relawan membantu cek saturasi dan memberi oksigen kepada almarhum.
Namun, takdir berkata lain, ketika di perjalanan menuju rumah sakit, Wahyu Widiyanto telah berpulang selamanya.
Kepastian meninggal tersebut setelah diperiksa oleh salah satu petugas kesehatan dari RSSA.
"Kami hanya merasa kecewa, sakit hati (terhadap pihak RS Hermina), karena orangtua saya kondisinya kritis, napas pun susah saat di bentor."
"Kami minta tolong baik-baik, kalau laporan (melanjutkan jalur hukum) enggak," katanya.
Sementara itu pihak rumah sakit memberikan klarifikasi melalui Wakil Direktur RS Hermina bernama Yuliningsih.
Dia menyampaikan bahwa isu tidak tertanganinya almarhum Wahyu Widiyanto tidak tepat.
"Karena kami sudah menangani dengan kondisi memang bed kami saat itu full (penuh) dan ada beberapa pasien yang juga duduk."
"Sehingga kami harus berkoordinasi untuk melakukan penambahan bed, dari rawat inap yang harus kami turunkan ke IGD sesuai dengan keperluan pasien," jelas Yuliningsih.
Dikatakannya bahwa saat berada di RS Hermina, almarhum masih dalam kondisi hidup tetapi membutuhkan penanganan serius.
"Masih, tetapi memang butuh untuk emergency, untuk penanganan lebih lanjut. Tetapi kami sudah koordinasikan, bahwa kami akan menurunkan bed. Tetapi itu koordinasi internal," katanya.
Dia membantah apabila adanya isu yang beredar di luar sana, bahwa almarhum tidak sempat tertangani oleh pihaknya.
"Terus kemudian, sudah dilakukan penanganan awal, di mana dokter jaga kami sudah memeriksa, kemudian ditemukan saturasi 77 persen saat itu," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.