Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani di Lumajang Masih Jauh dari Sejahtera meski Harga Beras Naik

Kompas.com - 04/03/2024, 20:55 WIB
Miftahul Huda,
Farid Assifa

Tim Redaksi

Menurut Arif, harga yang tetap tinggi itu lantaran beras-beras yang beredar di pasaran Lumajang bukan berasal dari produk pertanian warga lokal.

Produk lokal Lumajang, kata Arif, dikirim ke luar kota seperti Jember, Banyuwangi, Probolinggo, hingga Bali.

Sedangkan, untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat, berasnya berasal dari kota lain.

"Masalahnya beras yang di sini (Lumajang)  dikirim ke luar, jadi yang ada di pasaran bukan beras kita," terang arif.

Jumlah lahan menurun

Arif mengakui, lahan pertanian di Lumajang jumlahnya terus menurun.

Total, hanya ada tiga ribu hektar lahan pertanian diluar lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B) Lumajang yang jumlahnya 32.000 hektare.

Pemerintah sejatinya telah mempunyai Peraturan Daerah (Perda) Nomor 2 tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).

Dalam Perda, telah dimasukkan lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B) seluas 32.000 hektare yang tidak boleh dialihfungsikan.

"Lahan pertanian kita juga terus menyusut banyak jadi perumahan dan bangunan lainnya, sehingga produksi kita juga menurun dari tahun ke tahun," jelasnya.

Masalah lain yang dihadapi petani terkait menurunnya produksi pertanian adalah kesuburan tanah.

Banyak petani yang masih memaksakan menanam padi dan tidak pernah mengganti ke tanaman lainnya.

Padahal, idealnya 3 kali masa panen dalam setahun salah satunya harus diganti dengan tanaman palawija seperti kacang, jagung, dan ubi.

Tidak hanya itu, petani juga masih bergantung ke pupuk kimia dan enggan beralih ke pupuk organik.

Sehingga, keasaman tanah meningkat dan kesuburannya menurun. Akibatnya, hasil produksi pertanian tidak maksimal.

Kata Arif, selain rutin mendampingi petani dengan penyuluhan, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian juga terus mendorong para petani untuk beralih ke pertanian organik.

Baca juga: Kisah Petani Padi di Sumbawa Semakin Terhimpit Mahalnya Biaya Produksi

Saat ini, hanya ada dua kelompok tani yang sudah mendapatkan sertifikasi pertanian organik. Yakni kelompok tani di Kecamatan Candipuro dan Kecamatan Jatiroto.

"Kita ingin semua petani beralih ke pupuk organik supaya hasil pertaniannya bisa meningkat dan petani bisa sejahtera," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank BPRS Bhakti Sumekar Milik Pemkab Sumenep Merugi, Satu Cabang Resmi Tutup

Bank BPRS Bhakti Sumekar Milik Pemkab Sumenep Merugi, Satu Cabang Resmi Tutup

Surabaya
Korban Prostitusi Anak di Surabaya Mengaku Dianiaya Muncikari

Korban Prostitusi Anak di Surabaya Mengaku Dianiaya Muncikari

Surabaya
Kasus Balon Udara Meledak di Ponorogo, Polisi Tangkap 15 Terduga Pelaku

Kasus Balon Udara Meledak di Ponorogo, Polisi Tangkap 15 Terduga Pelaku

Surabaya
Mentan RI Target Bangkalan Sumbang 40.000 Ton Beras dalam Setahun

Mentan RI Target Bangkalan Sumbang 40.000 Ton Beras dalam Setahun

Surabaya
Suami Korban Selamat Kecelakaan Maut di Bromo Sebut Lokasi Kejadian Tidak Asing Dilalui Keluarganya

Suami Korban Selamat Kecelakaan Maut di Bromo Sebut Lokasi Kejadian Tidak Asing Dilalui Keluarganya

Surabaya
Fakta Baru Kecelakaan Toyota Fortuner di Jalur Bromo

Fakta Baru Kecelakaan Toyota Fortuner di Jalur Bromo

Surabaya
Perjuangan Bocah di Kediri Rawat Ayah Ibunya yang Stroke, Terpaksa Berhenti Sekolah

Perjuangan Bocah di Kediri Rawat Ayah Ibunya yang Stroke, Terpaksa Berhenti Sekolah

Surabaya
Polisi Tangkap Pelaku Penipuan Berkedok Lolos Tes CPNS, Korban Rugi Rp 100 Juta

Polisi Tangkap Pelaku Penipuan Berkedok Lolos Tes CPNS, Korban Rugi Rp 100 Juta

Surabaya
Prostitusi Anak di Surabaya, Korban Tak Diberi Upah dan Layani 20 Orang Sehari

Prostitusi Anak di Surabaya, Korban Tak Diberi Upah dan Layani 20 Orang Sehari

Surabaya
Diduga Mesum di Mobil, Pengendara di Jember Kabur dan Tabrak Motor Polisi

Diduga Mesum di Mobil, Pengendara di Jember Kabur dan Tabrak Motor Polisi

Surabaya
Ayah di Banyuwangi Tega Cabuli Anak Kandungnya

Ayah di Banyuwangi Tega Cabuli Anak Kandungnya

Surabaya
2 Tahun Kabur, Lansia di Pamekasan yang Menghamili Anak di Bawah Umur Ditangkap

2 Tahun Kabur, Lansia di Pamekasan yang Menghamili Anak di Bawah Umur Ditangkap

Surabaya
5 Korban Selamat Kecelakaan Fortuner di Kawasan Bromo Masih Dirawat di RS

5 Korban Selamat Kecelakaan Fortuner di Kawasan Bromo Masih Dirawat di RS

Surabaya
Kesaksian Warga soal Kecelakaan Fortuner di Jalur Bromo, 4 Orang Terkapar dan Ada Suara Anak Minta Tolong

Kesaksian Warga soal Kecelakaan Fortuner di Jalur Bromo, 4 Orang Terkapar dan Ada Suara Anak Minta Tolong

Surabaya
Sopir Fortuner yang Kecelakaan Baru Pertama Lewati Jalur di Bromo

Sopir Fortuner yang Kecelakaan Baru Pertama Lewati Jalur di Bromo

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com