PONOROGO, KOMPAS.com- Satreskrim Polres Ponorogo menangkap 15 terduga pelaku kasus balon udara tanpa awak berisi petasan yang meledak di persawahan Dusun Muneng Tengah, Desa Muneng, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo.
Kasat Reskrim Polres Ponorogo, AKP Ryo Pradana menyatakan 15 terduga pelaku tersebut kini masih menjalani pemeriksan di Mapolres Ponorogo.
“Jadi sudah kami amankan 15 orang. Saat ini semuanya masih kami periksa,” kata Ryo saat dihubungi, Selasa (14/5/2024).
Baca juga: Balon Udara Meledak di Ponorogo, Seorang Remaja Alami Luka Bakar 63 Persen
Menurut Ryo, 15 orang tersebut ditangkap pada hari yang sama usai polisi menggelar olah tempat kejadian perkara balon udara tanpa awak yang meledak di Desa Muneng.
“Setelah kami olah TKP kami juga menanyakan beberapa warga dan kepala desa. Dari keterangan itu akhirnya mengarah pada 15 terduga pelaku,” tutur Ryo.
Ia menjelaskan, dari 15 terduga pelaku terdapat delapan anak di bawah umur dan tujuh orang dewasa. Sementara dari tujuh orang dewasa tersebut, dua di antaranya adalah wanita.
Baca juga: Kesaksian Warga Saat Balon Udara Meledak di Ponorogo, Suaranya Terdengar sampai ke Desa Lain
Ryo menambahkan dua dari delapan anak di bawah umur yang menjadi terduga pelaku saat ini masih dirawat di RSUD dr. Hardjono Ponorogo. Keduanya disebut menjadi terduga pelaku lantaran ikut membuat balon udara tanpa awak tersebut.
Diberitakan sebelumnya, empat orang dilaporkan terluka setelah balon udara yang hendak diterbangkan meledak di Dusun Muneng Tengah, Desa Muneng, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Senin (13/5/2024).
Empat remaja mengalami luka-luka akibat terkena ledakan mercon yang berasal dari balon udara tersebut.
Video detik-detik meledaknya balon udara di Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo, itu pun viral di media sosial. Dalam video berdurasi 32 detik terlihat belasan orang yang berusaha menerbangkan balon udara tanpa awak. Ujung balon itu diberi petasan yang diikat tali.
Tak lama kemudian, balon udara meledak dengan menimbulkan suara letusan yang besar hingga para remaja yang berada di bawah menyelamatkan diri.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang