Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gambar Gus Irsyad di Gelas Kopi Dicoret, Pj Bupati Pasuruan Sebut ASN Khawatir Disebut Tak Netral

Kompas.com, 29 Februari 2024, 15:16 WIB
Pythag Kurniati

Editor

PASURUAN, KOMPAS.com- Gambar wajah mantan bupati Pasuruan Yusuf Irsyad dalam gelas kopi yang disajikan oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) pada rapat anggaran di Kantor DPRD Pasuruan pada Senin (26/2/2024), dicoret.

Buntutnya, ratusan anggota Banser menggeruduk kantor bupati Pasuruan, Rabu (28/2/2024) karena tidak terima dengan pencoretan tersebut.

Baca juga: Pencoretan Logo Kopi Bergambar Gus Irsyad, Banser Protes dan Pj Bupati Pasuruan Minta Maaf

Penjabat (Pj) Bupati Pasuruan Andriyanto mengungkapkan, pencoretan tersebut diduga karena Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam hal ini Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian sebagai penyedia kopi, khawatir dituding tak netral.

"Saya langsung konfirmasi kepada Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian dan jawabannya itu. Tidak ada kesengajaan karena takut ASN dikatakan tidak netral karena momennya masih di tahun politik," kata Andriyanto, Rabu (28/2/2024), seperti dikutip dari Surya.

Baca juga: Ayah di Pasuruan Tembak Paha Anak Tiri dengan Senapan Angin, Alasan Pelaku Ditujukan ke Anjing

Siapa Gus Irsyad?

Yusuf Irsyad atau yang dikenal dengan sebutan Gus Irsyad adalah mantan bupati Pasuruan dua periode.

Tahun ini, Gus Irsyad maju sebagai calon anggota legislatif (caleg) dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk Daerah Pemilihan Jawa Timur II.

Dapil Jatim II ini meliputi Kabupaten Pasuruan dan Probolinggo Jawa Timur.

Melansir laman resmi pemilu2024.kpu.go.id, dengan data masuk 88 persen, Gus Irsyad memperoleh 76.808 suara.

Baca juga: Saat Pj Wali Kota Pontianak Serahkan Lukisan Ampas Kopi ke Jokowi

Untuk diketahui, kopi asli kabupaten atau Kopi Kapiten sudah menjadi sajian wajib di semua kegiatan bersama Bakso Sakera dan STMJ dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Pasuruan.

Wajah Gus Irsyad terpampang dalam logo kopi lantaran Kopi Kapiten adalah kopi yang digagas oleh Gus Irsyad.

Pj Bupati Pasuruan Andriyanto mengungkap bahwa dirinya tidak pernah menginstruksikan pada Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian untuk menutup gambar Gus Irsyad dari gelas itu.

"Bahkan slogan beliau, Maslahat menjadi moto yang selalu kami dengungkan di mana pun dan kapan pun. Saya sama sekali tidak punya keinginan mengubah legacy dari Gus Irsyad termasuk kopi maslahat," katanya.

Andriyanto pun meminta maaf jika ada pihak yang merasa tak nyaman dengan kejadian tersebut.

"Jadi segala hal apa pun tidak bisa dikonfirmasi sepihak. Saya sampaikan permohonan maaf. Nanti saya akan mencoba menghubungi beliau (Gus Irsyad), telepon atau WA ke beliau untuk menghadap," tandasnya.

Dianggap kurang etis

Mantan bupati Pasuruan, Irsyad Yusuf atau Gus Irsyad menilai pencoretan gambar dirinya dalam logo kopi adalah tindakan kurang etis.

Menurutnya, ada cara lain yang bisa dilakukan selain mencoret gambar dirinya.

"Kalau memang tidak mau memakai kopi Kapiten kan bisa beli cup gelas baru, kenapa yang ada logonya justru dicoret," katanya, seperti dikutip dari Surya.

Adapun logo merek Kapiten itu disebut telah didaftarkan oleh Asosiasi Petani Kopi Indonesia (Apeki) Pasuruan dan diklaim sudah mendapatkan pengakuan dari Kemenkumham.

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Banser Pasuruan Protes Logo Kopi Bergambar Gus Irsyad Dicoret, Andriyanto Siap Minta Maaf, pemilu24.kpu.go.id

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau