Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temukan Baju Anaknya di Pinggir Tambak, Karsinah Teriak Histeris: Anakku Tenggelam...

Kompas.com, 22 Februari 2024, 09:10 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Karsinah (63) kaget saat mengetahui putranya berusia 5 tahun tak terlihat lagi di area tambak belakang milik Yayasan Pondok SPMAA, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur pada Rabu (21/2/2024).

Saat itu Karsinah hanya menemukan baju putranya. Padahal sebelumnya ia melihat anaknya mandi di tambak bersama teman-temannya.

Karsinah sempat membujuk anaknya untuk menyudahi mandi di tambak dan segera pulang. Tapi korban menolak, dan tetap mandi.

Baca juga: Partisipasi Pemilih dalam Pemungutan Suara Ulang di 4 TPS di Lamongan Menurun

Karsinah kemudian meninggalkan putranya untuk pulang ke rumah tak jauh dari lokasi.

"Tambak itu memang tiap hari dipakai mandi anak-anak pondok dan warga sekitar," kata Karsinah kepada polisi.

Sekitar satu jam kemudian, Karsinah kembali mendatangi tambak bermaksud mengajak korban untuk segera pulang.

Namun saat tiba di lokasi, Karsinah kaget karena lokasi tambak sudah sepi. Tak satupun ada yang mandi.

Sementara anaknya juga tidak kelihatan ada di tempat itu. Karsinah hanya mendapati baju dan celana korban yang ada di atas pematang. Kemudian ia pun pulang sambil berteriak.

"Anakku klelep...anakku klelep (Anak saya tenggelam, anak saya tenggelam)," teriak Karsinah.

Baca juga: 4 TPS di Lamongan Gelar PSU Hari Ini

Teriakan Karsinah didengar saksi Felik Siswo Priyanto (40) dan Mudzakir (53). Keduanya langsung ke lokasi dan mencari korban di dalam tambak.

Tak lama, korban ditemukan tertelungkup di dasar tambak di kedalaman sekitar 1,5 meter. Saat dievakuasi, korban sudah tak bergerak.

Berharap korban masih hidup, bocah lima tahun tersebut dilarikan ke ke Klinik Pondok SPMAA, dan berlanjut dirujuk ke Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan.

Dari hasil pemeriksaan, korban dipastikan sudah meninggal dunia.

"Tdak ditemukan luka lain atau penganiayaan," kata Kapolsek Turi, Iptu Kusnandar didampingi Kanitreskrim, Aiptu Bambang S kepada Surya, Rabu (21/2/2023).

Berdasarkan pemeriksaan luar mayat oleh tenaga medis RSML Lamongan tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan di tubuh korban.

Keluarga korban menolak otopsi yang diperkuat dengan surat pernyataan.

Baca juga: Berbekal 10 Koper Curian, Pria di Lamongan Tipu 10 Calon Jemaah Umrah

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Teriakan Ibu Lihat Baju Anak di Pinggiran Tambak Turi Lamongan, Bermula Menolak Ajakan Pulang

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Surabaya
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Surabaya
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Surabaya
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
Surabaya
Pemkot Surabaya Berencana Bongkar Kampung Taman Pelangi Bulan Ini
Pemkot Surabaya Berencana Bongkar Kampung Taman Pelangi Bulan Ini
Surabaya
Hama Anjing Tanah Serang Tanaman Padi di Sumenep, Petani Merugi
Hama Anjing Tanah Serang Tanaman Padi di Sumenep, Petani Merugi
Surabaya
Beda Kecepatan, Proses Hukum Ambruknya Ponpes Al Khoziny Vs Kebakaran Terra Drone
Beda Kecepatan, Proses Hukum Ambruknya Ponpes Al Khoziny Vs Kebakaran Terra Drone
Surabaya
Air Pasang Laut Perparah Kondisi Banjir 5 Kecamatan di Sidoarjo
Air Pasang Laut Perparah Kondisi Banjir 5 Kecamatan di Sidoarjo
Surabaya
Cerita Kurir Paket di Sumenep, Bawa Marmut, Ikan Hidup, hingga Besi 3 Meter
Cerita Kurir Paket di Sumenep, Bawa Marmut, Ikan Hidup, hingga Besi 3 Meter
Surabaya
Kisah Akbar, Mahasiswa yang Menyambi Kerja Jadi Kurir Tiga Lini
Kisah Akbar, Mahasiswa yang Menyambi Kerja Jadi Kurir Tiga Lini
Surabaya
3 Rumah Hancur akibat Ledakan Bahan Petasan di Pacitan, 5 Orang Terluka
3 Rumah Hancur akibat Ledakan Bahan Petasan di Pacitan, 5 Orang Terluka
Surabaya
Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan
Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau