Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Suku Madura, dari Asal Usul hingga Tradisi

Kompas.com - 05/02/2024, 23:15 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Suku Madura adalah penduduk asli yang berasal dari Pulau Madura di Provinsi Jawa Timur.

Meski daratan Pulau Madura terpisah dengan Pulau Jawa, Suku Madura menjadi salah satu kelompok etnis yang mewarnai keragaman masyarakat di Jawa Timur.

Baca juga: Tradisi Toron, Kebiasaan Mudik Suku Madura Jelang Idul Adha

Mayoritas masyarakat Suku Madura memang tinggal di Pulau Madura, namun ada juga yang merantau ke beberapa wilayah di Indonesia.

Tak heran jika di Pulau Madura, pendatang langsung dapat dengan mudah menemui tradisi dan budaya khas dari Suku Madura.

Baca juga: Upacara Nyadar Suku Madura: Sejarah, Tujuan, dan Pelaksanaan

Asal-usul Suku Madura

Dilansir dari laman intisari.grid.id, asal-usul Suku Madura yang termasuk dalam bangsa Austronesia dapat dirununt dari keberadaan leluhurnya.

Diketahui bahwa leluhur Suku Madura berasal dari Taiwan yang kemudian bermigrasi melalui Filipina untuk mencapai Indonesia.

Baca juga: Mengapa Madura Dijuluki Pulau Garam?

Dalam beberapa sumber sejarah, Suku Madura pertama kali muncul di pantai Madura. Mereka memiliki nenek moyang yang sama dengan Suku Jawa, yaitu bangsa Austronesia dari Taiwan.

Pengaruh kondisi topografi dan geografis membuat Suku Madura memiliki budaya dan bahasa yang berbeda dari Suku Jawa.

Kondisi alam Pulau Madura yang tandus, kering, dan kurang subur, mendorong Suku Madura untuk menyesuaikan diri.

Hal ini yang kemudian membuat Suku Madura dikenal sebagai suku yang keras, ulet, mandiri, dan gemar merantau.

Ciri Khas Suku Madura

Dari segi bahasa, Suku Madura memiliki bahasa tersendiri yang disebut sebagai Bahasa Madura.

Dilansir dari laman Kemendikbud, Bahasa Madura terdiri atas dua dialek, yaitu dialek Pulau Madura dan Pulau Bawean.

Selain bisa ditemukan di Pulau Madura dan Pulau Bawean, penutur Bahasa Madura juga bisa ditemukan di bagian Timur Provinsi Jawa Timur hingga ke Bali, NTB, dan Kalimantan Barat.

Ilustrasi orang dari Suku Madura.Shutterstock/Ahmad Sifulloh Ilustrasi orang dari Suku Madura.

Sementara dari segi pakaian, Suku Madura memiliki pakaian adat untuk laki-laki disebut dengan baju pesa’an.

Baju pesa’an berwarna hitam dan dikombinasikan dengan kaos dengan aksen garis merah-hitam atau merah-putih.

Baju ini dikenakan dengan bawahan berupa celana yang disebut dengan gomboran.

Sementara aksesori yang dikenakan berupa penutup kepala dengan bahan dasar kain yang disebut odheng.

Dikenakan pula sarung kotak-kotak, sabuk katemang, senjata tradisional suku Madura berupa sabit atau celurit, dan trompa atau alas kaki.

Sementara pakaian adat Suku Madura untuk perempuan adalah kebaya rancongan dan baju aghungan.

Busana tersebut dikenakan dengan bawahan yang berupa sarung batik dengan motif storjan, lasem, dan tabiruan.

Selain bahasa dan baju adat, Suku Madura juga memiliki rumah adat yang disebut Taneyan Lanjhang.

Taneyan Lanjhang berasal dari kata taneyan yang berarti halaman dan lanjhang yang berarti panjang, sehingga secara utuh berarti halaman yang panjang.

Taneyan Lanjhang sebetulnya merupakan pola permukiman yang berjajar memanjang dari timur ke barat.

Bangunan rumah sesuai dengan jumlah anak perempuan akan dibangun menghadap ke selatan. Sementara bangunan utama atau rumah Tongghu berada paling barat.

Di ujung barat akan ada langgar atau surau, dan di sebelaaah timur akan ada kandang ternak.

Bangunan dapur dibangun menghadap utara, dengan arah berhadap-hadapan dengan rumah.

Semua bangunan tersebut akan dibatasi pagar tanaman hidup dengan pintu berada di timur halaman.

Tradisi Masyarakat Suku Madura

Masyarakat Suku Madura memiliki beberapa tradisi khas yang telah dilakukan turun-temurun sejak zaman nenek moyang.

Ilustrasi karapan sapi MaduraShutterstock/Dani Daniar Ilustrasi karapan sapi Madura

1. Tradisi Karapan Sapi

Karapan Sapi atau pacuan sapi adalah perlombaan khas yang menjadi tradisi masyarakat Suku Madura.

Saat dihelat, dua ekor sapi yang akan menarik kereta kayu akan beradu kecepatan dengan diiringi oleh gamelan Madura yang disebut saronen.

Karapan sapi adalah salah satu jenis permainan rakyat yang melibatkan berbagai pihak dan kerap ditunggu oleh masyarakat.

2. Tradisi Cahe

Tradisi Cahe atau sedekah bumi adalah tradisi Suku Madura yang dilakukan masyarakat di awal musim hujan (musim tanam) dan akhir musim penghujan (musim panen).

Tradisi ini dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur atas limpahan rezeki yang diberikan oleh Tuhan.

Pada saat melakukan tradisi ini, biasanya akan membawa hasil bumi yang telah dipersiapkan ke lokasi ritual.

Kemudian tokoh adat akan bertawasul serta memimpin tahlil dan memanjatkan doa agar diberikan rezeki yang halal dan berkah.

3. Tradisi Toron

Tradisi Toron adalah tradisi mudik khas Suku Madura yang dilakukan masyarakat menjelang Idul Adha.

Sebagai suku yang dikenal sebagai masyarakat perantau, masyarakat Suku Madura kembali mengingat kerabat dan keturunannya lewat tradisi Toron.

Tradisi Toron dilakukan masyarakat Suku Madura setelah memiliki bekal cukup dan kondisi badan yang sehat.

Selain bertemu dengan keluarga di kampung halaman, mereka juga akan berziarah ke makam para pendahulunya.

4. Tradisi Carok

 Tradisi Carok adalah tradisi ekstrem yang dilakukan masyarakat Suku Madura berupa pertarungan yang dilakukan menggunakan celurit.

Umumnya tradisi carok dilakukan untuk memulihkan harga diri, karena persoalan yang dipandang telah membuat harga diri laki-laki dilecehkan datau direndahkan.

Biasanya hal ini berkaitan dengan kasus-kasus mengenai sentimen, seperti gangguan terhadap istri, perselingkuhan, salah paham, masalah tanah atau harta warisan, utang-piutang, dan lain sebagainya.

Dalam pertarungan ini, kemungkinan hasilnya adalah salah satu pihak meninggal atau terluka parah, atau bahkan kedua pihak akanmeninggal atau luka parah.

Meski tradisi carok termasuk perbuatan yang tidak dibenarkan karena merupakan sebuah upaya perampasan hak hidup namun tradisi ini masih ada sampai sekarang, walau sudah tidak dilakukan sesering pada zaman dulu.

Sumber:
intisari.grid.id
petabahasa.kemdikbud.go.id  
gramedia.com  
nu.or.id  
warisanbudaya.kemdikbud.go.id 
kompas.com (Widya Lestari Ningsih)
surabaya.kompas.com, (Taufiqurrahman, Pythag Kurniati)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rumah Korban Fortuner Terjun ke Jurang di Bromo Sempat Didatangi Orang

Rumah Korban Fortuner Terjun ke Jurang di Bromo Sempat Didatangi Orang

Surabaya
Eks Kepala Bea Cukai DIY Disebut Terima Gratifikasi Total Rp 23 Miliar Termasuk Rp 100 Juta dari Suami Maia Estianty

Eks Kepala Bea Cukai DIY Disebut Terima Gratifikasi Total Rp 23 Miliar Termasuk Rp 100 Juta dari Suami Maia Estianty

Surabaya
Bank BPRS Bhakti Sumekar Milik Pemkab Sumenep Merugi, Satu Cabang Resmi Tutup

Bank BPRS Bhakti Sumekar Milik Pemkab Sumenep Merugi, Satu Cabang Resmi Tutup

Surabaya
Korban Prostitusi Anak di Surabaya Mengaku Dianiaya Muncikari

Korban Prostitusi Anak di Surabaya Mengaku Dianiaya Muncikari

Surabaya
Kasus Balon Udara Meledak di Ponorogo, Polisi Tangkap 15 Terduga Pelaku

Kasus Balon Udara Meledak di Ponorogo, Polisi Tangkap 15 Terduga Pelaku

Surabaya
Mentan RI Target Bangkalan Sumbang 40.000 Ton Beras dalam Setahun

Mentan RI Target Bangkalan Sumbang 40.000 Ton Beras dalam Setahun

Surabaya
Suami Korban Selamat Kecelakaan Maut di Bromo Sebut Lokasi Kejadian Tidak Asing Dilalui Keluarganya

Suami Korban Selamat Kecelakaan Maut di Bromo Sebut Lokasi Kejadian Tidak Asing Dilalui Keluarganya

Surabaya
Fakta Baru Kecelakaan Toyota Fortuner di Jalur Bromo

Fakta Baru Kecelakaan Toyota Fortuner di Jalur Bromo

Surabaya
Perjuangan Bocah di Kediri Rawat Ayah Ibunya yang Stroke, Terpaksa Berhenti Sekolah

Perjuangan Bocah di Kediri Rawat Ayah Ibunya yang Stroke, Terpaksa Berhenti Sekolah

Surabaya
Polisi Tangkap Pelaku Penipuan Berkedok Lolos Tes CPNS, Korban Rugi Rp 100 Juta

Polisi Tangkap Pelaku Penipuan Berkedok Lolos Tes CPNS, Korban Rugi Rp 100 Juta

Surabaya
Prostitusi Anak di Surabaya, Korban Tak Diberi Upah dan Layani 20 Orang Sehari

Prostitusi Anak di Surabaya, Korban Tak Diberi Upah dan Layani 20 Orang Sehari

Surabaya
Diduga Mesum di Mobil, Pengendara di Jember Kabur dan Tabrak Motor Polisi

Diduga Mesum di Mobil, Pengendara di Jember Kabur dan Tabrak Motor Polisi

Surabaya
Ayah di Banyuwangi Tega Cabuli Anak Kandungnya

Ayah di Banyuwangi Tega Cabuli Anak Kandungnya

Surabaya
2 Tahun Kabur, Lansia di Pamekasan yang Menghamili Anak di Bawah Umur Ditangkap

2 Tahun Kabur, Lansia di Pamekasan yang Menghamili Anak di Bawah Umur Ditangkap

Surabaya
5 Korban Selamat Kecelakaan Fortuner di Kawasan Bromo Masih Dirawat di RS

5 Korban Selamat Kecelakaan Fortuner di Kawasan Bromo Masih Dirawat di RS

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com