Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Besar UB Sayangkan Isu Ketenagakerjaan Sedikit Dibahas dalam Debat Capres Terakhir

Kompas.com - 05/02/2024, 18:24 WIB
Nugraha Perdana,
Farid Assifa

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Guru Besar Ilmu Hukum Ketenagakerjaan Universitas Brawijaya (UB), Prof Rachmad Safa'at mengkritisi jalannya debat terakhir Pilpres 2024.

Dia menilai jawaban ketiga capres tidak substansial utamanya terkait hak-hak dasar tenaga kerja.

"Dari awal sampai akhir, jawaban terkait ketenagakerjaan kurang muncul, hanya membahas terkait tenaga kerja disabilitas, dan pekerja migran Indonesia (PMI), itu pun hanya permukaan saja tapi tidak substansial," kata Rachmad, Senin (5/2/2024).

Baca juga: Tanggapan Pengamat UB soal Prabowo Berkali-kali Sepakat dengan Capres Lain di Debat

Meski begitu, Rachmad memahami banyak persoalan yang dibahas dalam debat terkahir tersebut. Kondisi itu membuat ketiga capres kurang waktu dalam menjawab isu-isu persoalan yang ada.

"Secara umum debat capres kemarin menurut saya tidak menarik, beda dengan debat sebelumnya. Karena waktu juga, persoalan yang dibahas banyak, jadi jawabnya sedikit-sedikit, saya maklumi karena banyak soal yang dibahas seperti sosiologi juga," katanya.

Dalam debat tersebut, soal ketenagakerjaan, ketiga capres hanya membahas terkait pekerja disabilitas dan Pekerja Migran Indonesia (PMI). Padahal, menurutnya, buruh normal pun yang berada di Indonesia juga masih memiliki segudang persoalan.

"Padahal buruh normal bukan hanya yang disabilitas atau PMI saja, persoalan yang lain sebenarnya cukup banyak terkait ketenagakerjaan, tetapi tidak disinggung, yang disinggung hanya terkait buruh disabilitas dan PMI," katanya.

Kemudian, dikatakannya, jawaban-jawaban ketiga capres soal tenaga kerja disabilitas juga tidak menyinggung persoalan perlindungan. Selain itu, juga tidak menyinggung persoalan keberangkatan dan kepulangan PMI.

"Jawaban-jawaban argumentasi hanya di permukaan saja, tidak dijawab hak disabilitas seharusnya seperti apa, termasuk perlindungan, termasuk PMI misal persoalan pendaftaran melalui calo-calo itu seperti apa, juga banyak, dari berangkat sampai kembali tidak disinggung, mekanismenya tidak disinggung, hak-hak dasar," katanya.

Rachmad juga memberi catatan bagi capres terpilih nantinya diharapkan bisa mengakomodasi kepentingan tenaga kerja atau buruh. Terutama, soal upah yang seharusnya diterapkan upah layak, atau bukan upah minimum.

Baca juga: Analisis Pengamat Politik UGM soal Debat Kelima Pilpres 2024

"Saya memberi banyak catatan, pertama terkait hak buruh, jangan upah minimun regional yang hanya mampu menanggung makan saja, tetapi menerapkan upah yang layak. Kebijakan buruh selama ini dikendalikan pemerintah, sehingga bagi perusahaan yang penting bayar UMR selesai," jelasnya.

"Padahal, buruh dibayar seharusnya sesuai masa kerja, 0-1 tahun itu UMR, tapi selanjutnya ada skala upah, semakin panjang bekerja maka gaji yang diterima lebih tinggi," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Surabaya
Gelapkan Barang Pelanggan, 3 Karyawan Perusahaan Ekspedisi di Situbondo Ditangkap

Gelapkan Barang Pelanggan, 3 Karyawan Perusahaan Ekspedisi di Situbondo Ditangkap

Surabaya
Wanita di Ngawi Meninggal Usai Cabut Gigi, Dinkes Periksa Dokter yang Menangani

Wanita di Ngawi Meninggal Usai Cabut Gigi, Dinkes Periksa Dokter yang Menangani

Surabaya
2.651 Jemaah Haji Asal Surabaya Divaksinasi Meningitis

2.651 Jemaah Haji Asal Surabaya Divaksinasi Meningitis

Surabaya
Pengangkut Sampah di Kota Malang Jadi Korban Tabrak Lari

Pengangkut Sampah di Kota Malang Jadi Korban Tabrak Lari

Surabaya
299 Calon Jemaah Haji Asal Situbondo Batal Berangkat Tahun Ini karena Tak Lunasi BPIH

299 Calon Jemaah Haji Asal Situbondo Batal Berangkat Tahun Ini karena Tak Lunasi BPIH

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Surabaya
Polda Jatim Tangkap 3 Orang Pembuat Film Pendek 'Guru Tugas'

Polda Jatim Tangkap 3 Orang Pembuat Film Pendek "Guru Tugas"

Surabaya
Dikirimi Video Syur Istri Bersama PIL, Pria Asal Surabaya Lapor Polisi

Dikirimi Video Syur Istri Bersama PIL, Pria Asal Surabaya Lapor Polisi

Surabaya
Mendaftar Haji sejak Kelas 3 SD, Ini Cerita Calon Haji Termuda asal Ponorogo

Mendaftar Haji sejak Kelas 3 SD, Ini Cerita Calon Haji Termuda asal Ponorogo

Surabaya
Subandi Gantikan Gus Muhdlor hingga Pelantikan Bupati Sidoarjo Hasil Pilkada 2024

Subandi Gantikan Gus Muhdlor hingga Pelantikan Bupati Sidoarjo Hasil Pilkada 2024

Surabaya
Gantikan Gus Muhdlor, Plt Bupati Sidoarjo Akan Evaluasi Kebijakan

Gantikan Gus Muhdlor, Plt Bupati Sidoarjo Akan Evaluasi Kebijakan

Surabaya
Pria di Bojonegoro Dibacok Teman Wanitanya di Penginapan

Pria di Bojonegoro Dibacok Teman Wanitanya di Penginapan

Surabaya
Ada 8 Kecelakaan KA dan Kendaraan di Daop 9 Jember Selama Januari-Mei 2024

Ada 8 Kecelakaan KA dan Kendaraan di Daop 9 Jember Selama Januari-Mei 2024

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com