Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjual Sayur di Magetan Minta Bantuan Beras 10 Kg untuknya Dialihkan ke Warga Lain yang Membutuhkan

Kompas.com, 30 Januari 2024, 11:23 WIB
Sukoco,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

MAGETAN, KOMPAS.com - Sejumlah ibu mengerubungi mobil pikap Suzuki Carry berwarna oranye yang diparkir di depan rumah Jayadi (37), warga Desa Gebyog, Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Magetan, Jawa Timur.

Mereka tampak memilih-milih, sesekali menawar harga sayuran kepada Jayadi, sang penjual sayur keliling.

Baca juga: Kaesang Bagikan Gantungan Kunci Belimbing Sayur Bergambar Muka Gibran

Jayadi mengaku telah 12 tahun berjualan sayuran keliling. Namun, setiap pagi, dia berjualan di depan rumahnya.

“Kalau pagi dari jam 07.00 WIB sampai 09.00 WIB memang buka dagangan di rumah, jam 09.00 sampai jam 15.00 WIB mulai keliling kampung,” ujarnya saat ditemui di rumahnya, Senin (29/1/2024).

Baca juga: Cerita Mbah Semi Mengutang Beras demi Bisa Makan Usai Namanya Tak Masuk Daftar Penerima Bantuan

Jayadi mengaku, dari hasil berjualan sayur keliling, dia bisa membeli mobil yang digunakan untuk berjualan keliling dan satu mobil Isuzu Panther untuk mengambil sayur di Pasar Sayur Magetan setiap jam 03.00 WIB.

Dari berjualan sayur keliling pula, Jayadi mengaku bersyukur bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.

Di rumah istrinya juga memiliki toko kecil di depan rumah yang  menjual sayur dan sembako.

“Anak saya masih kecil, jadi istri jualan di rumah, saya yang keliling. Penghasilannya lumayan untuk memenuhi kebutuhan keluarga,” katanya.

Baca juga: Bantuan Beras 10 Kg Per Bulan Mulai Disalurkan di Purworejo

Tak tahu namanya tercatat

Selama berjualan sayur keliling Jayadi mengaku pernah  menerima bantuan dari pemerintah saat pandemi Covid-19.

Pandemi membuat usahanya macet karena tak bisa berjualan kelililng saat warga melakukan isolasi. Dia mengaku menerima bantuan BLT Rp 200.000 sebanyak dua kali.

“Sebelumnya tidak pernah menerima bantuan, hanya beberapa kali kemarin bantuan Rp 200.000 bagi pedagang karena terdampak Covid-19. Setelah itu tidak ada lagi,” ucapnya.

Baca juga: Jokowi Pastikan Bansos Beras 10 Kg Dilanjut sampai Juni 2024, Ini Alasannya...

Jayadi mengaku tidak tahu jika namanya terdaftar sebagai salah satu penerima bantuan beras miskin 10 kilogram dari pemerintah pusat.

Namanya tercantum diantara 137 warga Desa Gebyog lainnya yang akan menerima beras 10 kilogram dari Januari hingga Juni 2024.

“Saya malah baru tahu dari anda kalau nama saya masuk daftar penerima raskin,” ujarnya.

Baca juga: Menunggu Kedatangan Presiden Jokowi di Gudang Bulog Pekalongan, Warga Dapat 10 Kg Beras

Minta dialihkan

Jayadi mengaku tidak pernah ada pemberitahun atau didatangi petugas pendata terkait bantuan beras miskin 10 kilogram.

Halaman:


Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau