KOMPAS.com - Kerajaan Kehuripan adalah kerajaan bercorak Hindu-Buddha di Jawa Timur yang berkuasa pada abad ke-11.
Pendiri Kerajaan Kahuripan adalah Airlangga pada tahun 1019, yang bergelar Sri Maharaja Rakai Halu Sri Dharmawangsa Airlangga Anantawikramatunggadewa.
Kerajaan Kahuripan merupakan kelanjutan dari Kerajaan Mataram Kuno periode Jawa Timur (Kerajaan Medang).
Ibu Kota Kahuripan terletak di Kahuripan, dekat lembah Gunung Penanggungan atau sekitar Sidoarjo, Jawa Timur.
Runtuhnya Kerajaan Kahuripan tidak karena serangan musuh melainkan pada tahun 1045 Raja Airlangga memutuskan turun takhta dan membagi kerajaan untuk kedua putranya.
Masa Kejayaan Kerajaan Kahuripan berada di bawah kekuasaan Raja Airlangga.
Airlangga adalah putra dari Raja Dharmawangsa dari Wangsa Isyana dan Mahendratta, putri dari Raja Udayana di Bali.
Baca juga: Kerajaan Kahuripan: Sejarah, Raja, Keruntuhan, dan Peninggalan
Kerajaan Kahuripan merupakan kelanjutan dari Kerajaan Medang yang runtuh akibat serangan Sriwijaya pada tahun 1016 M.
Airlangga berhasil menyelamatkan diri dari Serangan Sriwijaya dan berlindung di hutan-hutan di Jawa Timur.
Dengan pertolongan para pendeta, Airlangga berhasil membangun kekuasaannya di Jawa Timur dan menamakan kerajaannya sebagai Kahuripan.
Nama Kahuripan berasa dari kata urip yang berarti hidup. Dalam arti yang lebih luas sebagai tempat yang penuh kehidupan atau tanah yang subur.
Airlangga merupakan raja yang berwibawa, cakap, dan bijaksana.
Masa awal pemerintahan Raja Airlangga dapat diketahui dari prasasti sebagai sumber sejarah.
Dimana saat itu, wilayahnya hanya meliputi daerah Sidoarjo, Pasuruan, dan sebagian Mojokerto.
Kemajuan masa pemerintahannya ditunjukkan dengan pesatnya pembangunan, antara lain pembangunan pelabuhan, bendungan, dan jalan.