Raja Airlangga meringankan beban pajak rakyatnya yang kerap terkena musibah.
Dalam masa pemerintahannya, wilayahnya semakin luas hingga mencakup Jawa Timur, Bali, Madura, dan sebagian Jawa Tengah.
Kemajuan lainnya dalam bidang perdagangan, pertanian, seni, daa budaya.
Raja Airlangga dikenal sebagai penganut Hindu yang taat. Ia mendirikan banyak candi, seperti Candi Jawi, Candi Belahan, dan Candi Surawa.
Hubungan diplomatik dilakukan dengan mengirimkan utusan ke China, selain itu ia juga memperoleh pengakuan sebagai raja.
Baca juga: Raja Airlangga, Penguasa Tunggal Kerajaan Kahuripan
Airlangga merupakan raja terkenal Kerajaan kahuripan dan menjadi satu-satunya raja kerajaan tersebut.
Prasasti Pamwatan menyebutkan bahwa menjelang akhir pemerintahannya, Raja Airlangga memindahkan ibu kota kerajaan ke Daha (Kediri).
Pada saat bersamaan, ia tengah menghadapi masalah suksesi kerajaan.
Dimana, Sanggramawijaya, putra mahkota, yang semestinya mewarisi takhta namun memilih menjadi petapa.
Kondisi tersebut kemudian memunculkan perebutan takhta di antara kedua putranya.
Pada tahun 1045, Raja Airlangga memutuskan membagi kerajaan untuk kedua putranya, yaitu Mapanji Garasakan dan Sri Samarawijaya.
Mapanji Garasakan mendapatkan Kerajaan Jenggala yang ibu kotanya di Kahuripan. Sedangkan, Sri Samarawijaya diberikan Kerajaan Panjalu atau Kediri yang berpusat di Daha.
Dengan proses pembagian kedua kerajaan tersebut, maka pemerintahan Kerajaan Kahuripan berakhir.
Penulis: Widya Lestari | Editor: Nibras Nada Nailufar
Sumber:
www.kompas.com dan intisari.grid.id
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.