Pria kelahiran 23 Juni 1976 ini mengaku setelah terjun ke lapangan, banyak usulan dan harapan dari masyarakat. Namun tak dipungkiri, ada sejumlah warga yang juga menanyakan soal uang.
“Ada yang tanya tentang uang berapa yang mau dibuat ganti kalau pencoblosan untuk datang ke TPS,” ujar dia.
Baca juga: Pasang Stempel Tersangka Penusukan Pohon di Poster Caleg, Insiator: Ini Hal Tragis
Erfin menyadari bahwa modal kebaikan saja untuk maju sebagai caleg tidak cukup.
"Perlu modal uang yang besar. Teman saya itu saat Pileg 2019 bisa habis sekitar Rp 2 miliar untuk caleg DPRD,” ungkap dia.
Di satu sisi, kondisi ekonominya tidak sedang baik-baik saja.
“Akhirnya dari sana saya tekad bulat untuk menjual ginjal saya,” terang dia.
Baca juga: 10 Caleg di Banten Meninggal Dunia, KPU: Masih Bisa Dicoblos
Erfin mengaku tidak tenang jika tidak bisa berbuat untuk masyarakat, warga miskin, lansia, hingga dhuafa. Hal itulah yang menggerakkan dirinya menjual ginjal walaupun merasa sangat berat.
Erfin mengaku sempat ada warga yang menghubungi dirinya melalui WhatsApp terkait hal tersebut.
“Tanya apakah sudah diangkat ginjalnya, mau dikasihkan berapa,” terang ayah dua anak itu.
Setelah itu, Erfin menghubungi orang tersebut untuk mendatangi dirinya.
“Ini tidak ada pabriknya, coba kalau ada yang mau hadir ke rumah saya, saya share lokasi,” ucap dia.
Namun setelah itu, dia tak mendapatkan respons dari warga tersebut. Erfin menilai warga yang menghubungi itu hanya iseng untuk menguji keseriusannya menjual ginjal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.