Fungsi Benteng Pendem Ngawi lainnya adalah sebagai Lembaga Pendidikan Negara, khusus anak-anak.
Pada masa pemerintahan Jepang, benteng digunakan sebagai kamp interniran atau penahanan pribmi maupun sisa-sisa prajurit Belanda.
Benteng yang telah berusia lebih dari 200 tahun tersebut tidak lagi berfungsi sebagai benteng pertahanan, namun eksotisme Beteng Pendem masih terjaga.
Baca juga: Eksotisme Benteng Pendem Ngawi di Tepi Sungai Bengawan Solo, Ada Sejak Tahun 1839
Sebagian bangunan sudah tidak lagi terlihat utuh akibat pengeboman pasukan Jepang pada tahun 1942. Selain itu, beberapa bagian dinding benteng juga terlihat kusam.
Pada masa Kemerdekaan, Batalyon Artileri Medan 12 yang merupakan salah satu kesatuan dalam Komando Strategis Cadangan TNI Angkatan Darat (Kostrad) di Kabupaten Ngawi pernah berkantor di benteng tersebut.
Kesatuan tersebut yang berinisiatif untuk turut membantu merawat bangunan cagar budaya te dan membukanya sebagai salah satu tujuan wisata sejarah pada tahun 2012.
Proses revitalisasi Benteng Pendem Ngawi dilakukan pada 10 Desember 2020 dan ditargetkan selesai pada Januari 2023.
Benteng Pendem Ngawi menjadi bangunan yang megah dengan dinding bercat putih di sejumlah bangunan. Beberapa bagian terlihat kolom penyangga berbentuk bulat.
Revitalisasi juga menyelesaikan pembangunan toilet umum, jalur pedestrian, landskap, hingga finishing.
Bagi wisatawan yang ingin menikmati Benteng pendem Ngawi akan dikenakna tiket masuk sebesar Rp 5.000.
Harga tiket dapat berubah sewaktu-waktu.
Jarak tempuh Benteng Pendem Ngawi dari pusat Kabupaten Ngawi sekitar 4 kilometer dengan waktu tempuh kurang lebih 10 menit.
Perjalanan akan melalui Jalan Raya Ngawi-Solo, Jalan Trunojoyo, Jalan Teuku Umar, Jalan Diponegoro, Jalan Untung Suropati, dan Jalan Benteng Van Den Bosch.
Penulis: Aisyah Sekar Ayu Maharani | Editor: Rachmawati dan Hilda B Alexander
Sumber:
Muhammad Chawari dan Henki Riko Pratama, Benteng Ban Den Bosch: Dalam Lintasan Sejarah, Balai Arkeologi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, 2021.
Google Maps
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.