Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bus "Double Decker" Jurusan Jakarta-Sumenep Terbakar di Pamekasan

Kompas.com - 28/11/2023, 18:05 WIB
Taufiqurrahman,
Andi Hartik

Tim Redaksi

PAMEKASAN, KOMPAS.com – Henki Narfii (34), sopir bus Karina jurusan Jakarta – Sumenep hanya tertegun melihat busnya dilalap api di depan kantor perpustakaan Jalan Jokotole, Kelurahan Barurambat Kota, Kecamatan Kota Pamekasan, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, Selasa (28/11/2023).

Warga sekitar kejadian, tidak ada yang datang untuk memadamkan api yang semakin membesar.

Dua rekan Henki, Abdul Mutollib (43) sebagai sopir cadangan dan Warsidi (30) seorang kondektur, juga tidak bisa berbuat banyak untuk menyelamatkan bus double decker tersebut.

Baca juga: Marsma Subhan Selalu Minta Dibelikan Es Kacang Ijo Saat Pulang ke Pamekasan

Percikan api yang berawal dari mesin belakang menjadi pemicu hangusnya bus bernomor polisi B 7036 PRN tersebut.

Menurut Henki, ketika perjalanan bus sampai di Terminal Ronggosukowati Pamekasan pada pukul 03.30 WIB, kondisinya masih normal. Seakan-akan tidak akan terjadi kebakaran hebat.

Baca juga: Guru di Pamekasan Dilaporkan Wali Murid karena Dugaan Perundungan

“Saya tiba di terminal Pamekasan menurunkan dua penumpang terakhir dari Jakarta. Tidak ada apa-apa saat itu sehingga perjalanan dilanjutkan menuju Kabupaten Sumenep,” ujar Henki.

Saat perjalanan tiba di Jalan Jingga, Kelurahan Barurambat, Kota Pamekasan, tercium ada bau hangus di mesin belakang. Karena di jalan tersebut ada traffic light, Henki melanjutkan perjalanan ke Jalan Jokotole yang lebih lebar agar tidak mengganggu kendaraan lain.

“Saya berhenti di depan kantor perpustakaan Pamekasan untuk cek mesin. Ternyata sudah ada percikan api di bagian mesin belakang,” kata Henki.

Henki kemudian menyuruh Warsidi untuk mematikan api menggunakan alat pemadam kebakaran ringan (Apar) yang ada di dalam bus. Sedangkan Henki dan Abdul Mutollib menyelamatkan beberapa barang bawaan yang ada di dalam bus.

“Sudah disemprot pakai Apar. Api sempat mati sekejap, tapi kemudian muncul lagi dengan kobaran yang lebih besar,” ungkap Henki.

Tiga awak bus itu mencoba minta bantuan kepada orang lain, tapi tidak ada yang membantunya. Ketiganya mencoba untuk mencari air di sekitar kejadian, namun juga tidak ada.

“Kami sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Api semakin membesar hingga menghanguskan seluruh tubuh bus,” terangnya.

Bantuan dua mobil pemadam kebakaran baru tiba di lokasi 15 menit kemudian. Waktu itu, api sudah berkobar cukup besar. Ranting-ranting pohon yang ada di sekitar kejadian ikut terbakar.

“Beberapa kali terdengar ledakan. Saya tidak tahu benda apa yang meledak. Kami sudah kebingungan,” kilahnya.

Menurut Henki, bus yang dibeli perusahannya pada tahun 2017 itu seharga Rp 2,8 miliar. Peristiwa itu sudah dilaporkan ke kantornya.

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Pamekasan, Yusuf Wibiseno mengatakan, pemadaman bus yang terbakar itu memakan waktu yang agak lama. Kejadiannya pada pukul 04.00 WIB dan api baru betul-betul bisa dipadamkan pada pukul 04.45 WIB.

“Bus itu ada bahan bakarnya, ada karet-karetnya, dan bahan-bahan lainnya yang membuat api mudah membakar dan sulit dipadamkan. Sudah dua armada yang kami kerahkan, dibantu dua tangki cadangan untuk menyuplai air,” ujar Yusuf.

Kepala Seksi Humas Polres Pamekasan, Iptu Sri Sugiarto saat dikonfirmasi mengatakan, penyebab kebakaran tersebut diduga karena ada gangguan arus pendek pada mesin. Titik api berawal dari bagian mesin yang menjalar ke bagian jok belakang.

“Hasil pemeriksaan sementara terhadap ketiga saksi, kebakaran dipicu karena ada kerusakan pada kabel di mesin,” ungkap Sri Sugiarto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Penipuan Tanah Kavling di Malang, Direktur Ditangkap

Penipuan Tanah Kavling di Malang, Direktur Ditangkap

Surabaya
Duduk Perkara Rumah Ibu di Malang Dirobohkan oleh Anak Kandung

Duduk Perkara Rumah Ibu di Malang Dirobohkan oleh Anak Kandung

Surabaya
Guru SD di Jombang Jadi Tersangka Usai Mata Kanan Siswa Alami Cedera di Sekolah

Guru SD di Jombang Jadi Tersangka Usai Mata Kanan Siswa Alami Cedera di Sekolah

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
'Speedboat' Bertabrakan di Telaga Sarangan, Sopir Terlempar ke Air

"Speedboat" Bertabrakan di Telaga Sarangan, Sopir Terlempar ke Air

Surabaya
5 Puncak Gunung di Kaldera Tengger, Ternyata Tidak Hanya Gunung Bromo

5 Puncak Gunung di Kaldera Tengger, Ternyata Tidak Hanya Gunung Bromo

Surabaya
10 Tahun Diteror Foto Mesum, Wanita di Surabaya Laporkan Teman SMP ke Polisi

10 Tahun Diteror Foto Mesum, Wanita di Surabaya Laporkan Teman SMP ke Polisi

Surabaya
Cerita Supiyah, Tukang Pijat asal Surabaya yang Pergi Naik Haji

Cerita Supiyah, Tukang Pijat asal Surabaya yang Pergi Naik Haji

Surabaya
Pria Peneror Teman Perempuannya Selama 10 Tahun Ditangkap Polisi

Pria Peneror Teman Perempuannya Selama 10 Tahun Ditangkap Polisi

Surabaya
Kisah Mbah Harjo Berhaji di Usia 109 Tahun, Hatinya Bergetar Melihat Kabah

Kisah Mbah Harjo Berhaji di Usia 109 Tahun, Hatinya Bergetar Melihat Kabah

Surabaya
PPP Beri Rekomendasi Maju Pilkada Jatim 2024 untuk Khofifah-Emil

PPP Beri Rekomendasi Maju Pilkada Jatim 2024 untuk Khofifah-Emil

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Surabaya
Sejarah Kerajaan Singasari: Silsilah, Masa Kejayaan, dan Keruntuhan

Sejarah Kerajaan Singasari: Silsilah, Masa Kejayaan, dan Keruntuhan

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com