Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Mitos dan Fakta Jalak Lawu, Burung Penuntun Pendaki yang Tidak Boleh Diusik

Kompas.com - 02/10/2023, 17:57 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

Namun Arief berharap para pendaki tidak mengandalkan keberadaan Jalak Lawu saat berjalan naik maupun ketika turun.

"Sudah fokus saja pada jalur pendakian, sehingga tidak terjadi potensi tersesat," ujarnya.

5. Tertarik Sisa Makanan Pendaki

Hal yang sama diungkap Danang Sutopo, pendaki sekaligus anggota Tim SAR Anak Gunung Lawu (AGL) yang mengaku sering bertemu dengan burung Jalak Lawu saat mendaki, khususnya setelah melewati Pos 2.

Menurut Danang, burung tersebut memang selalu terlihat sehingga menimbulkan kesan sedang menemani pendaki.

"Masih banyak populasinya, terutama di area mendekati puncak gunung. Burungnya selalu ada di depan pendaki, dan saat mau didekati pasti langsung terbang. Lalu datang lagi di depan, begitu seterusnya. Jadi seakan menunjukan jalan," kata Danang kepada Kompas.com, Rabu (17/1/2018).

Walau begitu, menurut Danang kemunculan Jalak Lawu ini tidak terkait dengan mitos namun tertarik dengan makanan sisa yang ditinggalkan pendaki.

"Itu terserah pandangan masing-masing saja, tetapi menurut saya, burung itu hendak mencari sisa mi yang bentuknya mirip cacing. Burung itu kan sukanya makan cacing," ujarnya.

Pendapat ini dibenarkan Mohammad Irham, ahli burung dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

"Saya pernah mengamati burung tersebut, (mereka) memanfaatkan sisa-sisa makanan pendaki yang ditinggalkan di jalur pendakian atau di pos perhentian. Jadi, kemungkinan burung tersebut mendekati pendaki karena terbiasa memperoleh makanan sisa dari pendaki, terutama sisa makanan yang ada di jalur pendakian," kata Irham kepada Kompas.com, Kamis (18/1/2018).

6. Burung Langka yang Tidak Boleh Diusik

Jalak Lawu merupakan salah satu jenis burung yang memiliki nilai ekonomis tinggi.

Harga Jalak Lawu yang cukup mahal di pasaran menjadi penyebab tingginya perburuan yang berakibat pada penurunan populasi burung ini di alam.

Kurangnya pengawasan terhadap perburuan liar semakin membuat populasi Jalak Lawu terancam.

Selain itu, eksploitasi hutan serta menurunnya kualitas maupun kuantitas habitat membuat jumlah burung ini terus berkurang.

Salah satu kearifan lokal yang menjaga kelestarian populasi Jalak Lawu adalah mitos bagi orang yang menganggunya.

Dilansir dari laman TribunJogja, konon siapapun yang sengaja mengganggu, melemparinya dengan batu, atau bahkan berusaha menangkap Jalak Lawu bakal ditimpa musibah atau celaka sepanjang hidupnya.

Sumber:
kominfo.magetan.go.id  
bkpsl.org   
solo.tribunnews.com  
jogja.tribunnews.com  
surabaya.kompas.com (Sukoco, Pythag Kurniati) 
sains.kompas.com (Michael Hangga Wismabrata)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bupati Kediri Bantu Adit Bocah Putus Sekolah karena Merawat Orangtua Stroke

Bupati Kediri Bantu Adit Bocah Putus Sekolah karena Merawat Orangtua Stroke

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
Gempa Malang Terasa sampai Banyuwangi, Warga Tak Tidur karena Takut Gempa Susulan

Gempa Malang Terasa sampai Banyuwangi, Warga Tak Tidur karena Takut Gempa Susulan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Surabaya
Polisi Madiun Sebut Bentrok Antar-pemuda Terjadi di 3 Lokasi

Polisi Madiun Sebut Bentrok Antar-pemuda Terjadi di 3 Lokasi

Surabaya
2 Anggota DPRD Madiun Mangkir Pemeriksaan dalam Kasus Dugaan Korupsi Dana Aspirasi Rp 1,5 M

2 Anggota DPRD Madiun Mangkir Pemeriksaan dalam Kasus Dugaan Korupsi Dana Aspirasi Rp 1,5 M

Surabaya
Duduk Perkara Guru di Jombang Jadi Tersangka Usai Mata Kanan Murid Cedera di Sekolah, Tak Ada di Kelas Saat Kejadian

Duduk Perkara Guru di Jombang Jadi Tersangka Usai Mata Kanan Murid Cedera di Sekolah, Tak Ada di Kelas Saat Kejadian

Surabaya
Bawaslu Jatim Sebut Caleg DPD Kondang Kusumaning Ayu Langgar Ketentuan Pencalonan, Ini Penyebabnya

Bawaslu Jatim Sebut Caleg DPD Kondang Kusumaning Ayu Langgar Ketentuan Pencalonan, Ini Penyebabnya

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
Gempa M 5,3 Kabupaten Malang, Warga Terbangun dari Tidur dan Berlari ke Luar Rumah

Gempa M 5,3 Kabupaten Malang, Warga Terbangun dari Tidur dan Berlari ke Luar Rumah

Surabaya
17 Calon Haji Embarkasi Surabaya Batal Berangkat, Ada yang Diturunkan dari Pesawat karena Sesak Napas

17 Calon Haji Embarkasi Surabaya Batal Berangkat, Ada yang Diturunkan dari Pesawat karena Sesak Napas

Surabaya
Fakta Pabrik Ekstasi dan Pil Koplo di Surabaya, Pelaku Sindikat Lapas serta Sasar Masyarakat Menengah ke Bawah

Fakta Pabrik Ekstasi dan Pil Koplo di Surabaya, Pelaku Sindikat Lapas serta Sasar Masyarakat Menengah ke Bawah

Surabaya
Video Kapolsek di Bojonegoro Dipergoki Anak dan Istri Saat Selingkuh, Kapolres: Kami Cek

Video Kapolsek di Bojonegoro Dipergoki Anak dan Istri Saat Selingkuh, Kapolres: Kami Cek

Surabaya
Gempa M 5,3 Guncang Kabupaten Malang

Gempa M 5,3 Guncang Kabupaten Malang

Surabaya
Gunung Raung, Pemilik Kaldera Terbesar Kedua di Indonesia

Gunung Raung, Pemilik Kaldera Terbesar Kedua di Indonesia

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com