Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Fakta Gunung Lawu, Pemilik Tiga Puncak dan Warung Tertinggi di Indonesia

Kompas.com - 30/09/2023, 18:30 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Gunung Lawu adalah salah satu gunungapi aktif yang ada di Pulau Jawa yang berada di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Lokasi Gunung Lawu berada di perbatasan Kabupaten Karanganyar di Jawa Tengah, dengan Kabupaten Ngawi dan Kabupaten Magetan di Jawa Timur.

Baca juga: Video Viral Asap dan Petir di Gunung Lawu, Ini Kata Polisi dan PVMBG

Gunung Lawu memiliki ketinggian sekitar 3.265 meter di atas permukaan laut (m dpl), yang membuatnya masuk ke jajaran tujuh gunung tertinggi di Pulau Jawa atau 7 Summit of Java.

Sebagai salah satu gunung yang menjadi tujuan wisata maupun pendakian, gunung ini tak hanya memiliki pemandangan alam yang menakjubkan.

Baca juga: 15 Larangan pada Pendakian Gunung Lawu via Candi Cetho

Ternyata Gunung Lawu juga menyimpan berbagai fakta yang menarik untuk disimak.

Baca juga: 13 Kewajiban pada Pendakian Gunung Lawu via Candi Cetho, Lewat Jalur yang Sama

1. Memiliki Tiga Puncak yang Disakralkan

 

Gunung Lawu tak hanya memiliki satu puncak, namun ada tiga puncak yang bisa disinggahi pendaki.

Ketiga puncak Gunung Lawu ini adalah Hargo Dalem, Hargo Dumiling, dan Hargo Dumilah.

Dari ketiga puncak tersebut, Puncak Hargo Dumilah adalah puncak tertinggi di Gunung Lawu yang ditandai dengan keberadaan tugu triangulasi.

Ketiga puncak ini juga menjadi sebagai salah satu tempat paling sakral di tanah Jawa.

2. Ada Warung Tertinggi di Indonesia

Gunung Lawu juga memiliki warung tertinggi di Indonesia yang kerap jadi persinggahan para pendaki yaitu Warung Mbok Yem.

Warung Mbok Yem yang berlokasi di Hargo Dalem memang menjadi salah satu ikon di Gunung Lawu.

Salah satu menu khas yang disuguhkan adalah nasi pecel dan pisang goreng, di samping menu lain seperti mie rebus, nasi goreng, dan berbagai minuman hangat.

3. Lima Jalur Pendakian Gunung Lawu

Pendakian Gunung Lawu dapat dicapai dari lima jalur, baik dari wilayah Jawa Tengah maupun Jawa Timur.

Kelima jalur pendakian tersebut antara lain Cemoro Kandang, Tambak, Candi Cetho, Singolangu, dan Cemoro Sewu.

Jalur pendakian Gunung Lawu via Singolangu diyakini sebagai jalur pendakian tertua diantara semua jalur pendakian Gunung Lawu.

4. Keberadaan Dua Komplek Percandian

Di kaki Gunung Lawu terdapat dua komplek percandian yang diperkirakan dibangun masa akhir Majapahit.

Pertama adalah Candi Sukuh di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Candi Sukuh berlokasi di lereng kaki Gunung Lawu dengan ketinggian kurang lebih 1.186 mdpl.

Kedua adalah Candi Cetho yang berada di Dusun Ceto, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Candi Cetho berlokasi di lereng kaki Gunung Lawu dengan ketinggian kurang lebih 1.496 mdpl.

5. Gunung Lawu Menyimpan Legenda Prabu Brawijaya V

Hubungan antara Gunung Lawu dengan Kerajaan Majapahit juga terkait dengan Legenda Prabu Brawijaya V.

Konon menjelang keruntuhan Majapahit sekitar abad ke-15 Masehi, Prabu Brawijaya V menyepi ke Gunung Lawu.

Selain itu jalur pendakian Gunung Lawu via Singolangu yang diyakini sebagai rute napak tilas Prabu Brawijaya V saat pergi ke Gunung Lawu untuk menghindari kejaran pasukan Raden Fatah.

Tak heran jika di jalur pendakian Singolangu, pendaki bisa menemukan beberapa situs yang diyakini sebagai petilasan Prabu Brawijaya V.

6. Ada Makam Kerabat Mangkunegaran dan Presiden RI

Tak hanya candi dan petilasan Prabu Brawijaya, di Gunung Lawu juga terdapat tiga komplek pemakaman kerabat Mangkunegaran.

Ketiga komplek pemakaman kerabat Mangkunegaran adalah Astana Mangadeg, Astana Girilayu, dan Astana Giribangun.

Di Astana Mangadeg terdapat makam Mangkunegara I, Mangkunegara II, dan Mangkunegara III.

Di Astana Girilayu terdapat makam Mangkunegara IV, Mangkunegara V, Mangkunegara VII, Mangkunegara VIII, dan Mangkunegara IX.

Sementara di Astana Giribangun terdapat makam keluarga Presiden Republik Indonesia ke-2, Soeharto dan Ibu Tien Soeharto.

7. Aktivitas Vulkanik Gunung Lawu

Meski tercatat sebagai gunungapi aktif, Gunung Lawu tidak menunjukkan aktivitas vulkanik yang mencolok.

Dilansir dari laman indonesia.go.id, diperkirakan terakhir Gunung Lawu meletus di akhir abad ke-18 sekitar tahun 1835.

Walau begitu, aktivitas vulkanik Gunung Lawu masih bisa diamati di Kawah Candradimuka.

Dengan memperhatikan sejarah kondisi dan aktivitas vulkanik Gunung Lawu, tidak heran jika gunung ini aman untuk disinggahi para pendaki.

Sumber:
bob.kemenparekraf.go.id   
pesonakaranganyar.karanganyarkab.go.id  
regional.kompas.com   (Puspasari Seyuaningrum)
regional.kompas.com   (Sukoco, Dheri Agriesta)
regional.kompas.com  (Reza Kurnia Darmawan)
regional.kompas.com   (Rachmawati) 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

10.000 Jemaat Ikuti Misa di Katedral Surabaya, Pesan Mewartakan Kebenaran

10.000 Jemaat Ikuti Misa di Katedral Surabaya, Pesan Mewartakan Kebenaran

Surabaya
5 Partai di Magetan Berkoalisi Usung Cabup-Cawabup di Pilkada 2024

5 Partai di Magetan Berkoalisi Usung Cabup-Cawabup di Pilkada 2024

Surabaya
Desa di Sumenep Beri Makan Lansia Tiap Hari, Sebagian Langsung Disuapi

Desa di Sumenep Beri Makan Lansia Tiap Hari, Sebagian Langsung Disuapi

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Surabaya
Gelapkan Barang Pelanggan, 3 Karyawan Perusahaan Ekspedisi di Situbondo Ditangkap

Gelapkan Barang Pelanggan, 3 Karyawan Perusahaan Ekspedisi di Situbondo Ditangkap

Surabaya
Wanita di Ngawi Meninggal Usai Cabut Gigi, Dinkes Periksa Dokter yang Menangani

Wanita di Ngawi Meninggal Usai Cabut Gigi, Dinkes Periksa Dokter yang Menangani

Surabaya
2.651 Jemaah Haji Asal Surabaya Divaksinasi Meningitis

2.651 Jemaah Haji Asal Surabaya Divaksinasi Meningitis

Surabaya
Pengangkut Sampah di Kota Malang Jadi Korban Tabrak Lari

Pengangkut Sampah di Kota Malang Jadi Korban Tabrak Lari

Surabaya
299 Calon Jemaah Haji Asal Situbondo Batal Berangkat Tahun Ini karena Tak Lunasi BPIH

299 Calon Jemaah Haji Asal Situbondo Batal Berangkat Tahun Ini karena Tak Lunasi BPIH

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Surabaya
Polda Jatim Tangkap 3 Orang Pembuat Film Pendek 'Guru Tugas'

Polda Jatim Tangkap 3 Orang Pembuat Film Pendek "Guru Tugas"

Surabaya
Dikirimi Video Syur Istri Bersama PIL, Pria Asal Surabaya Lapor Polisi

Dikirimi Video Syur Istri Bersama PIL, Pria Asal Surabaya Lapor Polisi

Surabaya
Mendaftar Haji sejak Kelas 3 SD, Ini Cerita Calon Haji Termuda asal Ponorogo

Mendaftar Haji sejak Kelas 3 SD, Ini Cerita Calon Haji Termuda asal Ponorogo

Surabaya
Subandi Gantikan Gus Muhdlor hingga Pelantikan Bupati Sidoarjo Hasil Pilkada 2024

Subandi Gantikan Gus Muhdlor hingga Pelantikan Bupati Sidoarjo Hasil Pilkada 2024

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com